7 Fenomena Sains
Modern Ini Ada di Dalam Al Quran
Al-Qur’an bukan hanya kitab yang berisi tatacara ibadah.
Di dalamnya terkandung banyak ilmu dan hikmah yang sampai hari ini belum
seluruhnya terungkap. Bagi siapa pun yang tekun mempelajarinya, ia akan menemukan
mukjizat-mukjizat yang menakjubkan.
Empat belas abad silam, bulan Ramadan menjadi momentum
yang sepenuhnya baru bagi manusia. Kala itu, teka-teki tentang tujuan
penciptaan manusia sekaligus keprihatinan terhadap kondisi masyarakat menyita
perhatian seorang lelaki dari Bani Hasyim.
Muhammad, nama laki-laki itu. Demi mencari jawaban bagi
pertanyaan tersebut, Muhammad kerap menyendiri dan menenangkan pikiran di Gua
Hira. Berharap menemukan jawaban dari kegelisahannya itu.
Saat itulah, sebuah anugerah yang besar Allah berikan
padanya. Dengan membawa wahyu, Jibril datang padanya. “Iqra’!” ujar Jibril.
Tubuh Muhammad bergetar. Ia menjawab apa adanya, “Aku tidak bisa membaca.”
Percakapan tersebut terulang sampai tiga kali. Dan dari
buku-buku tafsir, kita mengetahui bahwa selanjutnya Jibril membacakan Surah
Al-Alaq ayat satu sampai lima kepada Muhammad. Dan sejak malam yang penuh
keberkahan itu, suami Khadijah yang dikenal jujur itu diangkat sebagai utusan
Allah (rasulullah).
***
Sampai detik ini, Al-Qur’an terus menjadi perbincangan di
kalangan ilmuwan. Selalu ada pengetahuan baru yang dapat diambil darinya.
Bahkan beberapa dari mereka sampai memeluk Islam, karena takjub dengan
mukjizatnya.
Seiring perkembangan waktu dan teknologi, kini semakin
banyak fakta sains di dalam Al-Qur’an yang telah terbukti. Hal tersebut
menunjukkan Al-Qur’an bukan karangan manusia, melainkan firman Allah yang
kebenarannya tak perlu diragukan.
Nah, Pembaca yang dirahmati Allah, berikut kami paparkan
7 fenomena sains yang disebutkan di dalam Al-Qur’an yang telah terbukti
kebenarannya. Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan kita.
Amin.
1. Bertemunya Dua Lautan
Pertemuan antara dua arus laut ini terjadi di Selat
Gibraltar, tepatnya di antara Spanyol dan Maroko. Menurut para ilmuwan,
fenomena tersebut terjadi karena air laut dari Samudera Atlantik dan dari Laut
Mediterania memiliki karateristik yang berbeda, dilihat dari suhu air, kadar
garam, dan kerapatannya.
Mengenai fenomena bertemunya dua lautan ini, Al-Qur’an
telah menjelaskannya 14 abad silam. Allah berfirman,
مَرَجَ
الْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيَانِ. بَيْنَهُمَا بَرْزَخٌ لَا يَبْغِيَانِ
“Dia
membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya
ada batas yang tidak dilampui masing-masing.” (QS. Ar-Rahman: 19-20)
2. Garis
Edar Tatasurya
Menurut
ahli astronomi, matahari bergerak dengan kecepatan 720.000 km/jam ke arah
bintang Vega dalam sebuah garis edar yang dinamakan Solar Apex. Ini berarti
matahari bergerak sejauh 17.280.000 kilometer dalam sehari.
Selain
matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga
berjalan dalam jarak ini. Semua bintang yang ada di alam semesta pun sama.
Fenomena
tatasurya dan garis edar ini sudah tertulis di dalam Al-Quran, antara lain di
dalam Surah Al-Anbiya’ ayat 33.
وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ
وَالْقَمَرَ ۖكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُوْنَ
“Dan Dialah
yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari
keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.”
3. Ledakan
Raksasa atau Big Bang
Big Bang
diyakini sebagai peristiwa yang menyebabkan terbentuknya alam semesta. Teori
ini didasarkan pada kajian kosmologi mengenai bentuk awal dan perkembangan alam
semesta.
Berdasarkan
teori ini, dikatakan bahwa alam semesta awalnya dalam keadaan sangat panas dan
padat, lalu mengembang secara terus-menerus hingga hari ini.
Hal
tersebut ternyata sudah disampaikan di dalam Al-Quran tepatnya Surah Al-Anbiya
ayat 30.
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِيْنَ
كَفَرُوْا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَا هُمَا ۖ
وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُوْنَ
“Dan apakah
orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu dahulu adalah
suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan keduanya. Dan dari air Kami jadikan
segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tidak juga beriman?”
4. Api di
Dasar Laut
Fenomena
ini ditemukan oleh seorang ahli geologi asal Rusia, Anatol Sbagovich dan Yuri
Bagdanov, dan seorang ilmuwan asal Amerika Serikat.
Mereka
meneliti kerak bumi dan patahannya di dasar laut lepas pantai Miami. Mereka
kemudian menemukan lava cair yang mengalir disertai abu vulkanik yang suhunya
mencapai 231 derajat celcius.
Al-Quran,
lagi-lagi, sudah menyinggung tentang api di dasar lautan ini.
وَالْبَحْرِ الْمَسْجُوْرِ
“Dan laut
yang di dalam tanahnya ada api.” (QS. At-Tur: 6)
5. Sungai
di Dasar Laut
Fenomena
sungai di dasar laut ditemukan oleh ilmuwan asal Prancis bernama Jaques Yves
Cousteau.
Para ahli
menyebut fenomena ini sebagai lapisan hidrogen sulfida, karena air yang
mengalir di sungai dasar laut ini memiliki rasa air tawar. Selain itu sungai
dasar laut ini ditumbuhi daun-daun dan pohon.
Fenomena
ini disebutkan di dalam Al-Quran tepatnya di dalam Surah Al-Furqan ayat 53.
وَهُوَ الَّذِي مَرَجَ
الْبَحْرَيْنِ هٰذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ وَهٰذَا مِلْحٌ أُجَاجٌ وَجَعَلَ بَيْنَهُمَا
بَرْزَخًا وَحِجْرًا مَحْجُوْرًا
“Dan Dialah
(Allah) yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan), yang satu tawar dan
segar dan yang lainnya asin. Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang
tidak tembus.”
6. Dasar
Lautan yang Gelap
Manusia tak
mampu menyelam 40 meter di bawah laut tanpa peralatan khusus. Dalam sebuah buku
berjudul “Oceans” dijelaskan, pada kedalaman 200 meter hampir tak dijumpai
cahaya, sedangkan pada kedalaman 1.000 meter tak terdapat cahaya sama sekali.
Kondisi
dasar laut yang gelap baru bisa diketahui setelah penemuan teknologi canggih.
Namun, Al-Qur’an telah menjelaskan keadaan dasar lautan tersebut sejak ribuan tahun
yang lalu.
أَوْ كَظُلُمَاتٍ فِي بَحْرٍ
لُجِّيٍّ يَغْشَاهُ مَوْجٌ مِنْ فَوْقِهِ مَوْجٌ مِنْ فَوْقِهِ سَحَابٌ ۚ
ظُلُمَاتٌ بَعْضُهَا فَوْقَ بَعْضٍ إِذَا أَخْرَجَ يَدَهُ لَمْ يَكَدْ يَرَاهَا ۗ
وَمَنْ لَمْ يَجْعَلِ اللهُ لَهُ نُوْرًا فَمَا لَهُ مِنْ نُوْرٍ
“Atau
seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di
atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang
tindih-menindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat
melihatnya, (dan) barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah
maka tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun.
7. Sidik
Jari Manusia
Sidik jari
ditemukan pada akhir abad ke-19. Sebelumnya, mayoritas orang menganggap jika
sidik jari adalah lengkukan-lengkukan biasa tanpa makna khusus.
Setiap
manusia, termasuk mereka yang terlahir kembar identic, memiliki pola sidik jari
yang berbeda. Dengan kata lain, salah satu tanda pengenal manusia terdapat pada
ujung jari mereka.
Al-Quran
telah menjelaskan tentang kesempurnaan jari manusia ini.
بَلٰى قَادِرِيْنَ عَلٰى أَنْ
نُسَوِّيَ بَنَانَهُ
“Bukan
demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari-jemarinya dengan
sempurna.”
***
Sab’ul
Munjiyat, bermakna tujuh surat yang dengan izin Allah bisa memberikan
pertolongan.
Sebagai
muslim yang baik, sudah selayaknya kita menyambut datangnya bulan Ramadan
dengan suka cita. Dalam sebuah hadis, Rasulullah menyatakan bahwa siapa pun
yang bahagia dengan datangnya bulan suci itu, ia akan masuk surga.
Kebahagiaan
yang dimaksud tentu disebabkan oleh balasan kebaikan yang Allah lipatgandakan
pahala dan keberkahannya. Sebuah anugerah yang tidak akan kita terima di luar
bulan mulia itu.
Untuk
menemani puasa dan detik-detik menjelang berbuka, Qultummedia menerbitkan buku
Sab’ul Munjiyat: 7 Surat Pembuka Jalan Keluar ini. Sebuah buku yang menghimpun
surat-surat di dalam Al-Qur’an yang mengandung hikmah dan banfaat bagi siapa
pun yang membacanya.
0 komentar:
Posting Komentar