Doa Minta Rezeki,
Keturunan, dan Diterima Amal
Kalimat-kalimat doa ada yang langsung diajarkan oleh
Allah SWT melalui kalamNya dalam al-Qur’an, ada juga yang diajarkan oleh
Rasulullah SAW. Dalam surat al-Baqarah setidaknya ada tujuh ayat dalam betuk
kalimat doa, sedangkan pada bagian ini akan dipaparkan tiga kalimat doa
terlebih dahulu.
Pertama, Doa Mohon Anugerah Negeri yang Aman dan Rezeki
yang Melimpah (al-Baqarah 126)
رَبِّ اجْعَلْ هَٰذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ
مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۖ قَالَ
وَمَنْ كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُ قَلِيلًا ثُمّ أَضْطَرُّهُ إِلَىٰ عَذَابِ النَّارِ ۖ
وَبِئْسَ الْمَصِيرُ
“Ya
Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki
dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah
dan hari kemudian. Allah berfirman: “Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri
kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah
seburuk-buruk tempat kembali”.
Dalam
konteks doa, Nabi Ibrahim adalah Nabi yang mempunyai paling banyak doa yang
disebutkan dalam al-Qur’an. Dan ayat tersebut adalah doa pertama Nabi Ibrahim
berdasarkan urutan Mushaf . saat itu, Mekah dalam keadaan sangat tandus
kemudian Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah SWT dengan kalimat doa tersebut.
Al-Baghawi berkata bahwa Allah SWT mengabulkan doa Nabi Ibrahim hingga
buah-buahan yang bermacam-macam dapat ditemui di bumi Mekah.
Kemudian,
dalam doa tersebut Nabi Ibrahim mengkhususkan doa untuk “orang yang beriman
kepada Allah SWT dan hari akhir”. Pengkhususan doa tersebut dilakukan Nabi
Ibrahim lantaran takut doanya tidak dikabulkan oleh Allah SWT. Alasan yang lain
yaitu karena Nabi Ibrahim menginginkan bahwa keturunan-keturunannya kelak
menjadi pemimpin. Allah SWT menjawab dengan firmanNya “Dan kepada orang yang
kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa
neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali”.
Allah SWT
pasti akan melimpahkan rezekiNya untuk orang-orang mukmin dan kafir, karena
perkara rezeki tidak lah sama dengan
kepemimpinan. Beberapa ulama juga menjelaskan bahwa perkara kepemimpinan adalah
perkara yang berkaitan dengan keutamaan, sedangkan perkara rezeki adalah perkara
yang berkaitan dengan keadilan.
Kedua, Doa
Mohon Diterima Amal (al-Baqarah 127)
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّآ ۖ
إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ
“Ya Tuhan
kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui”
Doa
tersebut masih merupakan rangkaian doa Nabi Ibrahim. Saat itu, Nabi Ismail
putra Nabi Ibrahim telah lahir. Allah SWT kemudian memerintahkan Nabi Ibrahim
dan putranya untuk membangun rumah untuk mengingat Allah SWT, baitullah.
Walaupun sebenarnya ahli tafsir memiliki pendapat yang berbeda terkait tafsiran
“meninggikan dan membangun baitullah”. Melalui angin, Allah SWT menunjukkan
letak penempatan pembangunan rumah tersebut. Pada akhirnya, angin utusan Allah
SWT berhenti di Mekah. Kemudian, Nabi Ibrahim mulai membangun rumah dan
meletakkan batu fondasi.
Ibnu Abbas
berkata bahwa ka’bah dibangun dari tujuh gunung, yaitu Thur Sina, Thur Zaita,
Lubnan, al-Judi dan Hira. Beberapa ulama berpendapat bahwa ka’bah sudah pernah
dibangun pada masa Nabi Adam, kemudian terjadi banjir besar pada masa Nabi Nuh
hingga hilang tanda letaknya baitullah. Maka dibangun lagi pada zaman Nabi
Ibrahim.
Setelah
proses pembangunan selesai, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail berdoa memohon supaya
amal ibadah yang sudah dilakukan dapat diterima oleh Allah SWT. Doa ini menjadi
tuntunan doa bagi umat manusia jika melakukan suatu perbuatan baik maka
hendaklah berdoa kepada Allah SWT supaya perbuatan tersebut diterima di
sisiNya. Beberapa ulama menambahkan bahwa sudah sepantasnya rasa takut
seseorang akan tidak diterimanya amalan-amalan. Sehingga sangat dianjurkan
untuk berdoa meminta amalan diterima oleh Allah SWT.
Ketiga, Doa
Mohon Anugerah Keluarga dan Keturunan yang Taat (al-Baqarah 128)
رَبَّنَا وَٱجْعَلْنَا
مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِن ذُرِّيَّتِنَآ أُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَ وَأَرِنَا
مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ
Ya Tuhan
kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan
(jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan
tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan
terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi
Maha Penyayang
Doa
selanjutnya dari Nabi Ibrahim yaitu momohon kepada Allah SWT supaya diri dan
keluarganya termasuk dalam orang-orang yang taat kepada Allah SWT. Doa tersebut
dikabulkan oleh Allah SWT bahwa nabi-nabi setelahnya berasal dari keturunan
Nabi Ibrahim. “Muslimaini laka wa min dzurriyatina” Imam Thabari menjelaskan bahwa
maksudnya adalah mohon untuk dijadikan hamba yang selalu berserah diri kepada
Allah SWT, tunduk dan taat atas perintah Allah SWT dan tidak menyekutukan Allah
SWT.
Kemudian
memohon untuk ditunjukkan bagaimana cara beribadah kepada Allah SWT dan
bagaimana mendapatkan ridhaNya. Terakhir memohon ampunan, Apakah Nabi Ibrahim
dan Nabi Ismail masih membutuhkan taubat? Iya, karena keduanya adalah manusia
ciptaan Allah SWT, taubat menunjukkan sikap rendah diri di hadapan Allah SWT.
Ayat ini
menjadi teladan doa bagi umat manusia untuk mendoakan kebaikan tidak hanya
untuk diri sendiri namun juga untuk keluarga. Sesungguhnya doa yang
mustajab pastilah akan dikabulkan
walaupun harus lama. Doa tersebut pastilah akan dikabulkan pada waktu
sebagaimana yang dikehendakiNya. Akan tetapi, kebanyakan manusia terlalu
terburu-buru ingin dikabulkan permohonannya hingga mereka bosan untuk
mengulang-ulang doa mereka. Yuk tetap semangat berusaha dan berdoa.
Miftahuzzakiyah
0 komentar:
Posting Komentar