Rabu, 24 Februari 2021

Cahaya bagi orang-orang yang sering berzikir

Cahaya bagi orang-orang yang sering berzikir

 

 

Cahaya bagi orang-orang yang sering berzikir

Merdeka.com - Zikir atau wirid sering diartikan menyebut nama Allah SWT, dan biasanya dilakukan secara rutin. Menurut buku pedoman zikir dan doa, karangan Muhammad Hasbi Ash Shiddiqie menjelaskan, bahwa zikir adalah menyebut nama Allah dengan membaca tasbih (Subhanallah), tahlil (Laa ilaaha ilallaah), tahmid (alhamdulillah), taqdis (qudduusun), takbir (allahu akbar), dan lain-lain.

Zikir dapat membuat pembentukkan mental dan spiritual seseorang dalam menjalankan misinya sebagai khalifah di bumi. Semua doa dan zikir akan kembali ke diri masing-masing. Adapun manfaat zikir antara lain:

1. Seorang manusia pastilah membutuhkan tempat sandaran untuk mengadu segala keluh kesahnya, untuk itu dengan kekuatan zikir untuk menguatkan kembali jiwa yang telah hancur.

2. Zikir tidak serta merta dilakukan pada saat sedang kesusahan saja, namun sebagai sarana memohon kepada Allah untuk meningkatkan kualitas diri.

3. Dengan zikir dapat menolak bala dan dapat terpenuhinya hajat.

Allah berfirman "Hai orang-orang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya" (QS Al-Ahzab ayat 41).

Zikir merupakan media komunikasi antara hambanya dengan Tuhana. Dengan zikir seorang hamba akan merasa dekat dengan Allah. Rasulullah SAW bersabda, "Maukah kalian aku beritahukan tentang amalan yang paling baik, paling suci di sisi Tuhanmu, paling dapat mengangkat derajatmu, yang lebih baik bagimu dari pada infak emas dan perak, dan lebih baik bagimu dari pada jika kalian menjumpai musuh lalu kalian tebas leher-leher mereka atau mereka memenggal leher-leher kalian? Para sahabat menjawab, "Baiklah", "Berzikirlah kepada Allah". (HR Tirmidzi dari Abu Darda).

Zikir merupakan sunnah para nabi dan amalan utama para orang-orang saleh. Karena dengan berzikir kita dapat merasakan kehadiran Allah. Berzikir dapat dilaksanakan kapan saja dan di mana saja. Namun ada yang menyebutkan beberapa waktu yang mustajab, waktu-waktu tersebut antara lain: Ketika wuquf di Padang Arafah, sepanjang hari bulan Ramadan, malam Lailatul Qadar, malam Idul Fitri dan Idul Adha, malam Nishfu Sya'ban, sepanjang hari bulan Rajab, pada hari Jumat, sepertiga malam terakhir, Setelah azan dikumandangkan, setelah salat lima waktu.

"Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berzikirlah (dengan menyebut) Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada yang berdoa, 'Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia' dan tiadalah baginya bahagia (yang menyenangkan) di akhirat". (QS Al-Baqarah ayat 200).

Zikir merupakan cahaya bagi orang-orang yang berzikir di dunia, dan cahaya baginya di kuburan kelak. "Dan apakah orang yang sudah mati, kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepada-Nya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap-gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar darinya? Demikianlah Kami jadi-kan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan" (QS Al-An'aam ayat 122). [hhw]

 

Reporter : Adriana Megawati

https://www.merdeka.com

 


0 komentar:

Posting Komentar