Cahaya bagi
orang-orang yang sering berzikir
Cahaya bagi orang-orang yang sering berzikir
Merdeka.com - Zikir atau wirid sering diartikan menyebut
nama Allah SWT, dan biasanya dilakukan secara rutin. Menurut buku pedoman zikir
dan doa, karangan Muhammad Hasbi Ash Shiddiqie menjelaskan, bahwa zikir adalah
menyebut nama Allah dengan membaca tasbih (Subhanallah), tahlil (Laa ilaaha
ilallaah), tahmid (alhamdulillah), taqdis (qudduusun), takbir (allahu akbar),
dan lain-lain.
Zikir dapat membuat pembentukkan mental dan spiritual
seseorang dalam menjalankan misinya sebagai khalifah di bumi. Semua doa dan
zikir akan kembali ke diri masing-masing. Adapun manfaat zikir antara lain:
1. Seorang manusia pastilah membutuhkan tempat sandaran
untuk mengadu segala keluh kesahnya, untuk itu dengan kekuatan zikir untuk
menguatkan kembali jiwa yang telah hancur.
2. Zikir tidak serta merta dilakukan pada saat sedang
kesusahan saja, namun sebagai sarana memohon kepada Allah untuk meningkatkan
kualitas diri.
3. Dengan zikir dapat menolak bala dan dapat terpenuhinya
hajat.
Allah berfirman "Hai orang-orang beriman,
berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya"
(QS Al-Ahzab ayat 41).
Zikir merupakan media komunikasi antara hambanya dengan
Tuhana. Dengan zikir seorang hamba akan merasa dekat dengan Allah. Rasulullah
SAW bersabda, "Maukah kalian aku beritahukan tentang amalan yang paling
baik, paling suci di sisi Tuhanmu, paling dapat mengangkat derajatmu, yang
lebih baik bagimu dari pada infak emas dan perak, dan lebih baik bagimu dari
pada jika kalian menjumpai musuh lalu kalian tebas leher-leher mereka atau
mereka memenggal leher-leher kalian? Para sahabat menjawab,
"Baiklah", "Berzikirlah kepada Allah". (HR Tirmidzi dari
Abu Darda).
Zikir merupakan sunnah para nabi dan amalan utama para
orang-orang saleh. Karena dengan berzikir kita dapat merasakan kehadiran Allah.
Berzikir dapat dilaksanakan kapan saja dan di mana saja. Namun ada yang
menyebutkan beberapa waktu yang mustajab, waktu-waktu tersebut antara lain:
Ketika wuquf di Padang Arafah, sepanjang hari bulan Ramadan, malam Lailatul
Qadar, malam Idul Fitri dan Idul Adha, malam Nishfu Sya'ban, sepanjang hari
bulan Rajab, pada hari Jumat, sepertiga malam terakhir, Setelah azan
dikumandangkan, setelah salat lima waktu.
"Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu,
maka berzikirlah (dengan menyebut) Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut
(membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berzikirlah lebih banyak
dari itu. Maka di antara manusia ada yang berdoa, 'Ya Tuhan kami, berilah kami
(kebaikan) di dunia' dan tiadalah baginya bahagia (yang menyenangkan) di
akhirat". (QS Al-Baqarah ayat 200).
Zikir merupakan cahaya bagi orang-orang yang berzikir di
dunia, dan cahaya baginya di kuburan kelak. "Dan apakah orang yang sudah
mati, kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepada-Nya cahaya yang
terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat
manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap-gulita yang sekali-kali
tidak dapat keluar darinya? Demikianlah Kami jadi-kan orang yang kafir itu
memandang baik apa yang telah mereka kerjakan" (QS Al-An'aam ayat 122).
[hhw]
Reporter :
Adriana Megawati
0 komentar:
Posting Komentar