Ciri Ciri Orang
Saleh yang Disebutkan dalam Alquran
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Benarkah kita sudah begitu
religius sehingga patut untuk menyandang termasuk dalam golongan orang-orang
saleh? Ataukah kita hanya kencang dalam gema tetapi minim dalam kualitas?
Jumlah orang banyak ini pun tak lebih mulia dari buih-buih di lautan.
Di dalam QS Ali Imran ayat 113-114, Allah SWT menyebutkan
ciri-ciri golongan orang saleh.
لَيْسُوا
سَوَاءً ۗ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ أُمَّةٌ قَائِمَةٌ يَتْلُونَ آيَاتِ اللَّهِ
آنَاءَ اللَّيْلِ وَهُمْ يَسْجُدُونَ
يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ
وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَأُولَٰئِكَ مِنَ
الصَّالِحِينَ
"Mereka
itu tidak sama. Di antara ahli kitab itu, ada golongan yang berlaku lurus,
mereka membacakan ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang
mereka juga bersujud. Mereka beriman kepada Allah di hari penghabisan. Mereka
menyeru yang makruf dan mencegah yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan)
berbagai kebajikan. Mereka itu termasuk orang-orang saleh." Ciri lainnya
tertera pada QS al-Ankabut ayat 9:
وَالَّذِينَ آمَنُوا
وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَنُدْخِلَنَّهُمْ فِي الصَّالِحِينَ
"Dan
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh benar-benar akan Kami
masukkan mereka ke dalam (golongan) orang-orang yang saleh."
Orang saleh
juga memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki orang lain.
Hanya doa
orang saleh yang bisa menyambung amalan orang tua yang sudah wafat.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله
تعالى عنه: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ
قَالَ: إِذَا مَاتَ ابنُ آدم انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ:
صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أو عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
''Jika anak
Adam meninggal, maka amalnya terputus kecuali dari tiga perkara, sedekah jariah
(wakaf), ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang berdoa kepadanya.'' (HR
Muslim).
Ketua
Yayasan Madinatul Ilmi Ustaz Muhammad Hisyam Asyiqin, sebagaimana dikutip dari
Harian Republika menjelaskan, secara etimologi, kata shalih berasal dari
shaluha-yashluhu–shalahan yang artinya 'baik', 'tidak rusak', dan 'patut'.
Sedangkan, shalih merupakan isim fa'il dari kata tersebut di atas yang berarti
'orang yang baik', 'orang yang tidak rusak', dan 'orang yang patut'.
Menurut
definisi Alquran yang menukil dari ayat di atas, saleh adalah orang yang
senantiasa membaca Alquran pada malam hari, melaksanakan shalat malam
(tahajud), beriman, dan beramal saleh, menyuruh kepada kebaikan, mencegah
perbuatan munkar, dan bersegera mengerjakan kebajikan.
Kita patut
berbaik sangka dan optimistis bahwa umat Islam sedang menuju kesalehan seperti
apa yang disebutkan Alquran. Setidaknya, ada gejala peningkatan kesadaran
beragama yang semakin terasa di tengah masyarakat.
Hanya,
Rasulullah SAW pernah mengingatkan kepada kita tentang kondisi umat Islam pada
akhir zaman. Beliau bersabda:
عَنْ ثَوْبَانَ رضي الله عنه،
قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ:
يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى
قَصْعَتِهَا، فَقَالَ قَائِلٌ: وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ؟ قَالَ: بَلْ
أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ
وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ
وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمُ الْوَهْنَ، فَقَالَ قَائِلٌ: يَا رَسُولَ
اللَّهِ وَمَا الْوَهْنُ؟ قَالَ: حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ
"Nyaris
orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian, seperti halnya orang-orang
yang menyerbu makanan di atas piring." Seseorang berkata, "Apakah
karena sedikitnya kami waktu itu?" Beliau bersabda, "Bahkan kalian
waktu itu banyak sekali, tetapi kamu seperti buih di atas air. Dan Allah
mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian serta menjangkitkan di dalam
hatimu penyakit wahn." Seseorang bertanya, "Apakah wahn itu?"
Beliau menjawab, "Cinta dunia dan takut mati." (HR Ahmad, al-Baihaqi,
Abu Dawud)
Melihat
kondisi sekarang, hadits tersebut masih relevan untuk direnungkan. Ada kalanya
penyakit cinta akan dunia dan takut mati masih merasuk kepada jiwa kita. Ini terlihat
manakala adanya perpecahan dan konflik di dalam tubuh umat Islam sehingga
mengecilkan umat itu sendiri. Umat Islam sering kali disibukkan dengan
pertengkaran antarsesama saudara Muslim.
Mungkin
saja apa yang menimpa umat ini merupakan ujian agar kita menjadi umat terbaik
seperti zaman rasul dan sahabat. Bukankah Rasulullah SAW, ditukil dari HR
Tirmizi dan Ibnu Majah, berpesan bahwa seorang hamba akan diuji sebanding
dengan kualitas agamanya?
Apabila
agamanya begitu kuat maka semakin berat pula ujiannya. Jikalau agamanya lemah
maka ia akan diuji juga sesuai dengan kualitas agamanya. Seorang hamba akan
mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari
dosa. Wallahualam.
Rep: Syalaby
Ichsan/ Red: Nashih Nashrullah
1 komentar:
Untuk mempermudah kamu bermain guys www.fanspoker.com menghadirkan 6 permainan hanya dalam 1 ID 1 APLIKASI guys,,,
dimana lagi kalau bukan di www.fanspoker.com
WA : +855964283802 || LINE : +855964283802
Posting Komentar