Amalan Rasulullah
Sepuluh Hari Terakhir Ramadan
Dalam 10 hari terakhir bulan Ramadan ada amalan-amalan
Rasulullah SAW yang istimewa yang tidak ia kerjakan pada hari lain. Bermakna
bagi muslim.
Jakarta - Dalam keyakinan muslim, sepuluh hari terakhir
bulan Ramadan sangat istimewa karena ada malam Lailatul Qodar, yaitu malam yang
nilainya lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu terjadi fenomena yang
tidak bisa dilihat tapi bisa dirasakan kehadirannya.
Pada hari itu berdatangan para malaikat yang jumlahnya
sangat banyak, berbondong-bondong turun ke bumi memenuhi dua pertiga alam jagad
raya, hingga langit terasa sesak.
Bahkan hadis riwayat Thayalisi dalam Musnadnya No.2545
menyebutkan, “ Lailatul qadar itu pada malam 27 atau 29, sungguh malaikat yang
turun pada saat itu ke bumi lebih banyak dari jumlah batu kerikil” Juga bisa
dibaca dalam Surat Al Qadr [97] ayat 4.
Dalam sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, ada
amalan-amalan Rasulullah SAW yang istimewa yang tidak dikerjakannya pada hari
lain.
Berikut ini amalan Rasulullah SAW dalam sepuluh hari
terakhir bulan Ramadan.
Menghidupkan Malam
Menghidupkan malam di sini mengandung kemungkinan bahwa
beliau menghidupkan seluruh malamnya atau kemungkinan pula beliau menghidupkan
sebagian besar darinya. Aisyah ra berkata:
“Tidak pernah aku melihat beliau (Nabi SAW) melakukan
ibadah pada malam hari hingga pagi harinya dan berpuasa selama satu bulan penuh
kecuali di bulan Ramadan.” (HR. Muslim).
Membangunkan Keluarganya
Amalan kedua ini menjelaskan bahwa Rasulullah SAW membangunkan
keluarganya untuk mengerjakan salat sunah pada malam-malam sepuluh hari yang
terakhir. Padahal, hal demikian tidak beliau lakukan pada malam-malam yang
lain.
Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib: dia berkata:
“Rasulullah SAW membangunkan keluarganya dalam sepuluh hari terakhir bulan
Ramadan.” (HR. Turmudzi)
Mengencangkan Ikat Pinggang
Maksudnya, beliau menjauhkan diri dari menggauli
istri-istrinya. Diriwayatkan bahwa beliau tidak kembali ke tempat tidurnya
sampai rampungnya bulan Ramadan. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Anas
disebutkan bahwa beliau melipat ranjangnya dan menjauhkan diri dari menggauli
istri.
Mandi Antara Magrib dan Isya
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Aisyah, dia berkata:
“Pada bulan Ramadan, Rasulullah biasanya tidur dan bangun
malam, tapi jika telah masuk sepuluh hari terakhir, beliau mengencangkan ikat
pinggang, menjauhi istri-istrinya, dan mandi di waktu antara Magrib dan Isya.”
Iktikaf
Aisyah berkata:
“Nabi SAW melakukan iktikaf di sepuluh hari terakhir
bulan Ramadhan sampai beliau meninggal. Kemudian, istri-istrinya yang melakukan
i’tikaf sepeninggal beliau.” (HR. Bukhari-Muslim)
Tujuan nabi melakukan iktikaf pada sepuluh hari terakhir
adalah untuk menghentikan berbagai rutinitas kesibukannya, mengosongkan
pikiran, mengasingkan diri demi bermunajat kepada Allah, berdzikir dan berdoa
kepada-Nya. []
1 komentar:
ayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
hanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
terimakasih ya waktunya ^.^
Posting Komentar