Hikmah Qanaah
Ketika memiliki sifat qanaah, seseorang akan menjadikan
dirinya terhormat.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sikap qanaah lahir dari
kesadaran bahwa ukuran kemuliaan dan kekayaan tidak terletak dari banyak
sedikitnya rezeki, tetapi dari sikap qanaah atas rezeki yang diterimanya.
Rasulullah SAW bersabda, Jauhilah segala yang haram, nis ca ya engkau akan
menjadi orang yang pa ling baik ibadahnya. Puaslah dengan se tiap rezeki yang
Allah berikan ke pada mu, niscaya engkau akan menjadi orang yang paling kaya.
(HR Tirmidzi, Ahmad Thabrani, Baihaqi, dan Abu Ya'la).
Ketika memiliki sifat qanaah, seseorang akan menjadikan
dirinya terhormat. Karena sikap mulia tersebut membuat seseorang merasa
berkecukupan, tidak mencari-cari atau menginginkan apa yang ada pada tangan
orang lain. Selain itu, qanaah juga membuat diri tidak mengeluhkan apa yang
telah diberikan oleh Allah SWT.
Qanaah akan berimbas pada kesyukuran. Rasulullah SAW
bersabda, Jadilah kamu orang yang wara sehingga kamu menjadi orang yang lebih
banyak ber ibadah. Dan, jadilah kamu orang yang bersi kap qanaah, maka dengan
demikian kamu menjadi manusia yang lebih banyak bersyukur. (HR Baihaqi).
Dalam buku Mengobati Penyakit Hati, Meningkatkan Kualitas
Diri, tulisan Sayyid Mahdi as-Sadr, orang yang merasa puas adalah yang terkaya
karena kekayaan tidak membutuhkan manusia. Orang yang merasa puas adalah yang
yakin Allah memberikan yang sesuai dengan kebutuhannya sehingga tidak perlu
bergantung kepada manusia.
Dikisahkan seorang tabib terkenal Yunani, Galen (129-199
M), ketika wafat menyimpan selembar kertas dalam sakunya. Kertas tersebut
berisikan nasihat, segala sesuatu yang diperoleh secara cukup adalah untuk
kebaikan tubuh. Segala sesuatu yang diberikan sebagai sedekah adalah untuk
kebaikan rohani.
Segala sesuatu yang engkau tinggalkan di belakangmu
adalah untuk kebaikan orang-orang lain. Orang yang ber murah hati tetap hidup
walaupun jasadnya telah berpindah ke alam lain. Orang yang berbuat jahat adalah
bangkai walaupun ia masih berada di dunia ini. Perasaan puas apa adanya mampu
menutupi perbuatan buruk. Sikap moderat justru mampu memperbanyak rezeki. Orang
yang merasa puas lebih merasa bahagia, tenang, dan lembut dibandingkan orang
yang tamak.
Al-Khalil bin Ahmad al-Farahidi, seorang sastrawan dan
penyusun kamus terbaik bahasa Arab, Kitabul Ayn, pernah menderita kelaparan di
antara orang-orang miskin Basrah, di tengah banyak orang yang mendapatkan
keuntungan dari karya yang dihasilkannya. Suatu hari Sulaiman bin Ali al-Abbasi
memintanya dayang ke al-Ahwaz untuk mengajar anaknya.
Al-Khalil kemudian menjamu utusan Sulaiman dengan
beberapa potong roti kering. Dia juga memberikan jawaban atas undangan
Sulaiman. Perkataannya kepada utusan Sulaiman itu pun, dia abadikan dalam
sebuah syair. "Silakan makan roti ini, saya tidak memiliki makanan lain.
Selama saya dapat menemukan potongan-potongan roti, saya tidak butuh
Sulaiman," ujar dia.
0 komentar:
Posting Komentar