Bacalah Doa yang
Dapat Menggetarkan Arsy Berikut Ini !
Bacalah Doa yang Dapat Menggetarkan Arsy Berikut Ini !
Tidak bisa kita pungkiri bahwa kadang kita memiliki sikap
buruk sangka terhadap Allah SWT. Kita mengira bahwa Allah mengabaikan doa-doa
tulus kita. Bahkan terkadang kita memikirkan hal demikian ketika kita sedang
duji dengan permasalahan atau bencana. Yang akhirnya “memaksa” kita untuk
kembali bermunajat kepada-Nya. Kesempatan kali ini Naisha akan membahas
mengenai doa yang menggetarkan arsy.
Seperti itulah cara Allah memilih hamba-Nya. Hal ini juga
telah disinggung dengan jelas oleh Syekh Ibnu Athaillah dalam hikmah berikut
ini.
متى
أطلق لسانك بالطلب فأعلم أنه يريد أن يعطيك
Artinya,
“Ketika Allah SWT menggerakkan lidahmu melalui sebuah doa, ketahuilah bahwa Dia
ingin memberikan karunia-Nya kepadamu.”
Dari sini
kita bisa memahami bahwa orang-orang yang berdoa dan bermunajat merupakan
hamba-hamba pilihan Allah. Ketika Allah menjatuhkan pilihan-Nya kepada kita
melalui berbagai cobaan, pada hakikatnya Allah sangatlah mengasihi kita yang
kemudian memperkenankan kita untuk bermunajat kepada-Nya. Demikianlah uraian
Syekh Ibnu Abbad atas hikmah ini.
عن أنس بن مالك رضى الله عنه
قال قال رسول الله إذا أحب الله عبدا صب عليه البلاء صبا وسحه عليه سحا فإذا دعا
قالت الملائكة صوت معروف وقال جبريل يا رب عبدك فلان اقض حاجته فيقول الله “دعوا
عبدي فإني أحب أن أسمع صوته” فإذا قال يا رب قال الله تعالى لبيك عبدى وسعديك
لاتدعونى بشئ الا استجبت لك ولا تسألنى شيئا الا أعطيتك إما أن إعجل لك ما سألت
وإما أن أدخر لك عندى أفضل منه وإما أن أدفع عنك من البلاء ما هو أعظم من ذلك
Artinya,
“Anas bin Malik RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Bila Allah
jatuh cinta kepada salah seorang hamba-Nya, maka Allah mengucurkan dan
mengalirkan ujian kepadanya. Kalau ia lantas bermunajat, malaikat bergumam,
‘suara orang ini tak asing.’ Lalu Jibril memberanikan diri, ‘Ya Allah, itu
suara si fulan, hamba-Mu. Penuhilah permintaannya.’ Allah menjawab, ‘Para
malaikat, biarkanlah ia. Aku senang mendengar suara munajatnya.’ Kalau ia menyeru,
‘Tuhanku.’ Allah menjawab, ‘Labbaik wa sa‘daik (aku sambut panggilanmu) wahai
kekasih-Ku. Tiada satupun yang kau doakan, melainkan pasti Kukabulkan. Tiada
satupun permintaanmu, melainkan pasti Kuberikan. Bisa jadi Kukabulkan segera
doamu. Bisa jadi Kutangguhkan permintaanmu dan Kuganti dengan yang lebih baik.
Bisa jadi juga Kuhindarkan dirimu dari bala yang lebih berat ketimbang bencana
itu,’’” (Lihat Ibnu Abbad, Syarhul Hikam, Semarang, Maktabah Al-Munawwir, juz
I, halaman 76).
Syekh Ibnu
Abbad juga mengutip hadits Rasulullah SAW bahwa mereka yang dikasihi dan
dicintai Allah merupakan golongan hamba-hamba-Nya yang diperkenankan untuk
bermunajat kepada Allah, berlama-lama melalui pintu ujian dan cobaan. Allah
memberikan mereka cobaan agar mereka sering-sering menghadap-Nya dan
bermunajat.
Kemudian
bagaimana dengan pengabulan doa yang telah kita panjatkan? Tidak perlu
khawatir, Allah tidak akan pernah mengingkari dan menelantarkan hamba-Nya
sebagai disinggung Syekh Syarqawi berikut ini.
ولقوله عليه الصلاة والسلام
من أعطى الدعاء لم يحرم الإجابة أى اما بعين المطلوب أو بغيره عاجلا أو آجلا قال
بعضهم هذا اذا كان الدعاء صادرا عن اختيار وقصد أما اذا جرى على اللسان من غير قصد
فان الاجابة بعين المطلوب لا تكاد تتخلف
Artinya,
“Rasulullah SAW bersabda, ‘Siapa saja yang dikaruniakan ibadah doa, maka ia
takkan luput dari ijabah,’ baik ijabah atas hajat yang disebutkannya di dalam
doa maupun ijabah atas hajat yang tidak disebutkan (substitusi) entah dalam
waktu seketika atau ditangguhkan. Sebagian ulama memahami bahwa itu berlaku
pada doa yang didasarkan pada saat orang memiliki pilihan dan disengaja. Untuk
doa yang terlompat begitu saja dari mulut tanpa sengaja dan terencana, ijabah
atas hajat yang terucap hampir-hampir tidak meleset dan tidak tertunda,” (Lihat
Syekh Syarqawi, Syarhul Hikam, Indonesia, Daru Ihyail Kutub Al-Arabiyah, juz I,
halaman 75).
Doa yang
Menggetarkan Arsy
يَا وَدُوْدَ يَا وَدُوْدَ . يَاذَا اْلعَـرْشِ
اْلـمَجِـيْدِ. يَا مُبْدِأَ يَا مُـعِـيْدَ. يَا فَعَّالاً لِمَا يُرِيْدُ.
أَسْأَلُكَ بِنُوْرِ وَجْهِكَ الَّذِيْ مَلَـأَ أَرْكَانَ عَرْشِكَ. وَأَسْأَلُكَ
بِقُدْرَتِكَ الَّتِي قَـدَّرْتَ بِهَا عَلَى جَمِيْعِ خَـلْقِكَ. وَأَسْـأَلُكَ
بِرَحْمَـتِكَ الَّتِي وَسِعْتَ كُلَّ شَيْئٍ. لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ. يَامُغِيْثَ أَغِــثْـنِي.
Ya waduud,
ya waduud, ya dzal arsyil majiid.
Ya mubdia ya muiid.
Ya fa’aalal lima yuriid. As aluka binuuri wajhikal ladzii mala-a arkaana
arsyika. Wa as aluka biqudrotikal latii qoddarta bihaa ‘alaa jamii’i kholqika.
Wa as aluka birohmatikal latii wasi’ta kulla syaein. Laa ilaaha illaa anta, ya
mughiits aghitsnii.
Artinya :
“Ya Dzat
Yang Maha Kasih, Ya Dzat Yang Maha Kasih. Ya Dzat Yang Mempunyai Arsy yang
agung. Ya Dzat Yang Memulai dan Mengembalikan. Ya Dzat Yang Selalu sukses apa
yang dikehendakiNya. Aku mohon padaMu dengan cahaya keagunganMu yang telah
memenuhi sendi-sendi ArsyMu. Dan Aku mohon kepadaMu dengan ketentuanMu yang
telah Engkau tentukan semua ciptaanMu. Dan aku mohon dengan kasih sayangMu yang
telah Engkau luaskan segala sesuatu. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Ya Dzat
Yang Maha Penolong, tolonglah aku”.
(Dibaca 3
kali)
Latar
Belakang Doa yang Menggetarkan Arsy
Dari hadits
riwayat Anas RA, beliau berkata :
“Ada
seseorang di zaman Nabi, berdagang dari Syam menuju Madinah tidak disertai
rombongan karena tawakkal kepada Allah SWT. ketika dia kembali ke Syam, ia
dihadang oleh perampok berkuda.
Perampok
berteriak : Berhenti !
Berhentilah
pedagang : Kamu mau harta ?
Perampok :
Harta ini milikku, aku mau nyawamu.
Pedagang :
Tunggulah aku sampai selesai shalat !
Perampok :
Lakukan apa yang kau mau !
Kemudian
pedagang shalat 4 rokaat dan menengadahkan kepalanya ke langit seraya berdoa :
يا ودود يا ودود . يا ذا العـــرش المجيد . يا مبدأ يا معيد. يا
فعالا لما يريد. أسألك بنور وجهك الذي ملأ أركان عــرشك. وأسألك بقدرتك التي
قـــدرت بها على جميع خــلقــك. وأسألـك بـرحـمتك التي وسعـــت كل شـــيء. لا أله
ألا أنت. يامغيث أغثني.
(x3)
Tiba-tiba
datang (Malaikat) penunggang kuda dengan membawa senjata perang, ketika
perampok melihatnya, maka ditinggalkanlah pedagang dan . Ketika (Malaikat
Penunggang Kuda) mendekat, maka ia menusuk perampok hingga mati jatuh dari
kudanya.
Penunggang
kuda berkata kepada pedagang : Ketahuilah bahwa saya Malaikat dari langit
ketiga. Ketika kamu berdoa pertama kali, kami mendengar bunyi pintu-pintu
langit. Kami berkata : suatu peristiwa telah terjadi. Ketika kamu berdoa yang
kedua, terbukalah pintu-pintu langit, ketika kamu berdoa yang ketiga, turunlah
Malaikat Jibril seraya berseru: Siapa
yang sedang dilanda kesusahan ini?, maka kamu mohon kepada Allah SWT agar aku
diperintahkan membunuhnya (perampok). Ketahuilah wahai hamba Allah bahwa barang
siapa yang berdoa dengan doamu ini saat mendapat kesulitan, maka Allah SWT akan
menolongnya dan memberi solusi. Kemudian Pedagang datang kepada Nabi Muhammad
SAW dan mengabari Beliau (tentang peristiwa tadi). Rasulullah SAW bersabda : “
Sungguh Allah SWT telah membimbingmu Asmaul Husna, apabila didoakan bersamanya,
akan dikabulkan. Dan apabila diminta bersamanya, akan diberi”.
Qurrota Ayu Nina
0 komentar:
Posting Komentar