9 Keutamaan Bulan Syaban yang Diamalkan Rasulullah SAW
sebagai Sunah
Liputan6.com, Jakarta Bulan Syaban berada di antara bulan
Rajab dan Ramadan. Para ulama mengatakan bulan Syaban adalah bulan bagi umat
muslim membiasakan diri menunaikan amalan-amalan saleh sebelum memasuki bulan
Ramadan.
Enam+00:55VIDEO: Geli, Petani Pamer Musnahkan Ribuan
Tikus Hama Sawah
Apa saja keutamaan bulan Syaban yang diamalkan oleh
Rasulullah SAW sebagai sunah?
Rasulullah Muhammad SAW menunaikan amalan puasa sunah di
bulan Syaban (hampir) satu bulan penuh. Beliau menunaikan keutamaan bulan
Syaban ini sampai tanggal 27 atau 28 Syaban.
Keutamaan bulan Syaban ini dikisahkan oleh Aisyah RA
dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Salamah.
Aisyah RA menceritakan kepadanya: “Rasulullah SAW tidak
pernah melaksanakan shaum (puasa) lebih banyak dalam sebulan selain Syaban.
Beliau [hampir] melaksanakan shaum pada Sya'ban seluruhnya,” (H.R. Bukhari No.
1834)
1. Rasulullah SAW Banyak Mengerjakan Puasa Sunah
Keutamaan bulan Syaban adalah bagi Rasulullah Muhammad
SAW, ini bulan paling banyak bagi beliau mengerjakan puasa sunah (kecuali pada
bulan Ramadan).
Rasulullah SAW melaksanakan puasa sunah hampir selama
satu bulan penuh pada bulan Syaban. Keutamaan bulan Syaban ini dikisahkan dalam
sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Salamah.
Aisyah RA menceritakan kepadanya:
“Rasulullah SAW tidak pernah melaksanakan shaum (puasa)
lebih banyak dalam sebulan selain Syaban. Beliau [hampir] melaksanakan shaum pada
Sya'ban seluruhnya,” (H.R. Bukhari No. 1834)
Nabi Muhammad SAW memunaikan keutamaan bulan Syaban ini
dengan memberikan jarak atau batas satu atau dua hari, tepat sebelum menunaikan
ibadah puasa satu bulan penuh di bulan Ramadan. Batasannya sampai tanggal 27
atau 28 Syaban.
Hal ini dikisahkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu
Hurairah.
Nabi SAW bersabda:
“Janganlah kalian mendahului puasa Ramadhan satu hari
atau dua hari, kecuali puasa yang biasa dilakukan oleh seseorang [qada puasa
Ramadan], maka silahkan ia melakukan puasa tersebut,” (HR. Abu Daud No. 1988).
2. Amalan di Bawa Naik kepada Allah SWT
keutamaan bulan Syaban adalah segala amalan baik dan
buruk di bawa naik kepada Allah SWT. Bulan Syaban berada di antara bulan Rajab
dan Ramadan, inilah mengapa Rasulullah SWT banyak mengamalkan ibadah puasa
sunah di bulan Syaban.
Keutamaan bulan Syaban ini dikisahkan dalam hadis yang
diriwayatkan oleh Usamah bin Zaid.
Rasulullah SAW bersabda:
“Itulah bulan yang manusia lalai darinya; -ia bulan yang
berada- di antara Rajab dan Ramadan, yaitu bulan yang berisikan berbagai amal,
perbuatan diangkat kepada Rab semesta alam. Aku senang amalku diangkat ketika
aku sedang berpuasa,” (HR. Nasa'i No: 2317).
3. Perintah Selawat kepada Nabi Muhammad SAW
Keutamaan bulan Syaban adalah memperbanyak selawat kepada
Nabi Muhammad SAW. Allah SWT menurunkan ayat perintah berselawat dalam Surat
al-Ahzab ayat 56 pada bulan Syaban.
“Sungguh Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk
Nabi. Hai orang-orang yang beriman, shalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah
salam penghormatan kepadanya.” (QS. al-Ahzab ayat 56)
Keutamaan bulan Syaban ini dikisahkan dalam Kitab
berjudul al-Gunyah, Jilid 3 Halaman 342 oleh Syeikh Abdul Qadir al-Jailani
diungkap bulan Syaban adalah bulan berselawat kepada Nabi pilihan.
4. Persiapan Sebelum Bulan Ramadan
Keutamaan bulan Syaban adalah ini momen persiapan sebelum
bulan Ramadan tiba. Ramadan merupakan bulan bagi umat Islam memanen amalan baik
seperti membaca Al-Qur’an, berpuasa, salat tahajud, dan amalan yang dianjurkan
lainnya.
Bulan Syaban adalah bulan yang tepat untuk membiasakan
diri menunaikan amalan-amalan saleh. Kementerian Agama RI menegaskan keutamaan
bulan Syaban ini dari pernyataan Abu Bakar Al-Balkhi.
“Rajab adalah bulan menanam. Sya’ban adalah bulan
menyirami tanaman dan Ramadan adalah bulan memanen hasil tanaman tersebut.”
5. Bulan yang Dilupakan Orang
Keutamaan bulan Syaban adalah menjadi hal yang wajib
menjadi pertimbangan karena ini bulan yang banyak dilupakan orang. Hal ini
dikisahkan oleh Abu Daud dan Nasai.
Rasulullah SAW bersabda:
“Bulan Sya’ban adalah bulan yang (kemuliaannya) di
lupakan orang, karena letaknya antara bulan Rajab dan bulan Ramadhan,” (HR. Abu
Dawud dan An-Nasai).
6. Bulan Terakhir Qada Puasa Ramadan
Keutamaan bulan Syaban adalah bagian dari bulan terakhir
meng-qada puasa Ramadan tahun lalu. Qada puasa atau mengganti atau membayar
puasa Ramadan hukumnya wajib bagi umat Islam yang tidak memiliki uzur syar’i
sebelum memasuki bulan Ramadan berikutnya, jangan dilewatkan.
Aisyah RA melakukan qada puasa pada bulan Syaban.
Keutamaan bulan Syaban ini dikisahkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu
Salamah bin Abdurrahman.
Aisyah RA berkata:
“Sesungguhnya aku berkewajiban melakukan puasa Ramadan
dan aku tidak mampu melakukannya hingga datang Syaban,” (HR. Abu Daud No.
2047).
Seorang muslim yang tidak membayar hutang puasanya hingga
datang Ramadan berikutnya tanpa uzur syar’i, maka akan mendapatkan dosa besar.
Dalam kitab Al-Majmu Syarah Al Muhadzdzab oleh Imam
Nawawi diungkap:
“Jika ia (seorang muslim) mengakhirkan puasa qada sampai
datang Ramadan berikutnya tanpa uzur, ia telah berdosa, dan ia harus berpuasa
Ramadan yang datang."
Apabila seorang muslim tidak memiliki kesempatan untuk
qada puasa Ramadan tahun lalu karena halangan seperti sakit berkepanjangan dan
lainnya, maka diperbolehkan membayar di tahun berikutnya dan tidak membayar
fidyah.
7. Dikabulkan Segala Permohonan
Keutamaan bulan Syaban adalah ada pada malam Nisfu
Syaban. Di mana Allah SWT akan memudahkan semua urusan umatnya bila mereka
memperbanyak doa. Keutamaan bulan Syaban ini dikisahkan dalam hadis yang
diriwayatkan oleh Ibnu Majah.
“Jika datang malam pertengahan bulan Sya’ban, maka
lakukanlah qiyamul lail, dan berpuasalah di siang harinya, karena Allah turun
ke langit dunia saat itu pada waktu matahari tenggelam,
lalu Allah berfirman, ‘Adakah orang yang minta ampun
kepada-Ku, maka Aku akan ampuni dia. Adakah orang yang meminta rezeki
kepada-Ku, maka Aku akan memberi rezeki kepadanya. Adakah orang yang diuji,
maka Aku akan selamatkan dia, dst…?’
(Allah berfirman tentang hal ini) sampai terbit fajar.”
(HR. Ibnu Majah, 1/421; HR. al-Baihaqi dalam Su’abul Iman, 3/378)
Dalam sebuah hadis daif yang diriwayatkan al-Dailami,
Imam 'Asakir, dan al-Baihaqy, Rasulullah SAW bersabda:
"Ada lima malam di mana doa tidak tertolak pada
malam-malam tersebut, yaitu malam pertama bulan Rajab, malam Nisfu Sya'ban,
malam Jumat, malam Idul Fitri dan malam Idul Adha."
8. Pengampunan Dosa
Keutamaan bulan Syaban adalah malam penuh dengan ampunan
dosa. Malam nifsu syaban dianggap sebagai malam pengampunan, pembebasan, dan
penuh berkah.
Pada malam Nisfu Syaban, umat muslim dianjurkan
memperbanyak amalan sunah, untuk mendapatkan rahmat dari Allah Subhanahu Wa
Ta'ala. Keutamaan bulan Syaban ini dikisahkan dalam hadis yang diriwayatkan
Ibnu Majah:
“Sesungguhnya Allah melihat pada malam pertengahan
Sya’ban. Maka Dia mengampuni semua makhluknya, kecuali orang musyrik dan orang
yang bermusuhan,” (HR. Ibnu Majah dan Ath-Thabrani; dinilai sahih oleh
Al-Albani)
Hadis lainnya diriwayatkan dari Abdullah bin Amr, Nabi
SAW bersabda:
"Allah ‘Azza wa Jalla mendatangi makhluk-Nya pada
malam Nisfu Syaban, Allah mengampuni hamba-hamba-Nya kecuali dua orang, yaitu
orang yang bermusuhan dan orang yang membunuh jiwa."
Dalam hadist riwayat lain, Aisyah r.a menjelaskan bahwa
Allah memberi kesempatan bagi umat muslim untuk mendapatkan pengampunan seperti
seperti banyaknya bulu kambing.
“Sesungguhnya Allah ‘Azza Wajalla turun ke langit dunia
pada malam nisfu sya’ban dan mengampuni lebih banyak dari jumlah bulu pada
kambing Bani Kalb (salah satu kabilah yang punya banyak kambing),” (HR.
At-Tabarani dan Ahmad).
9. Pahala yang Berlimpah
Keutamaan bulan Syaban adalah Allah SWT berjanji akan
memberikan pahala yang berlimpah. Allah SWT menjanjikan ampunan yang
seluas-luasnya dan pahala yang sebanyak-banyaknya bagi umat muslim yang
mengerjakan amalan baik.
Adanya Keutamaan bulan Syaban ini dikisahkan dalam hadist
riwayat Aisyah r.a. Dari Aisyah radhiyallahu anha berkata:
“Rasulullah SAW bangun pada malam dan melakukan shalat
serta memperlama sujud, sehingga aku menyangka beliau telah diambil. Karena
curiga maka aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak.
Ketika beliau mengangkat kepalanya dari sujud dan selesai
dari shalatnya, beliau berkata, “Wahai Asiyah, (atau Wahai Humaira’), apakah
kamu menyangka bahwa Rasulullah tidak memberikan hakmu kepadamu?”
Aku menjawab, “Tidak ya Rasulallah, namun Aku menyangka
bahwa Anda telah dipanggil Allah karena sujud Anda lama sekali.” Rasulullah SAW
bersabda, “Tahukah kamu malam apa ini?”
Aku menjawab, “Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui.”
Beliau bersabda: “Ini adalah malam nisfu sya’ban
(pertengahan bulan sya’ban). Dan Allah muncul kepada hamba-hamba-Nya di malam
nisfu sya’ban dan mengampuni orang yang minta ampun, mengasihi orang yang minta
dikasihi, namun menunda orang yang hasud sebagaimana perilaku mereka,” (HR
Al-Baihaqi).
0 komentar:
Posting Komentar