Selasa, 19 Desember 2017

Ulul Azmi

Ulul Azmi

Ulul Azmi adalah sebuah sebutan untuk para nabi dan rasul  yang memiliki kedudukan khusus karena ketabahan dan kesabaran yang luar biasa dalam menyebarkan ajaran tauhid.

Dari 25 nabi dan rasul  yang wajib diketahui dalam agama Islam, terdapat 5 nabi yang mendapatkan gelar Ulul Azmi, yaitu

Nuh,
Ibrahim,
Musa,
Isa dan
Muhammad.

Gelar Ulul Azmi dijelaskan dalam Al Quran pada Surah Al Ahqaf ayat 35

. فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ وَلا تَسْتَعْجِلْ لَهُمْ كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوعَدُونَ لَمْ يَلْبَثُوا إِلا سَاعَةً مِنْ نَهَارٍ بَلاغٌ فَهَلْ يُهْلَكُ إِلا الْقَوْمُ الْفَاسِقُونَ


Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul–rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik
dan Surah Asy Syura ayat 13.

شَرَعَ لَكُمْ مِنَ الدِّينِ مَا وَصَّى بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ اللَّهُ يَجْتَبِي إِلَيْهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَنْ يُنِيبُ

Dia telah mensyariatkan kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama) -Nya orang yang kembali (kepada-Nya).
QS Al-Ahzab ayat 7 :

وإذ أخذنا من النبيين ميثاقهم ومنك ومن نوح وابراهيم وموسى وعيسى ابن مريم واخذنا منهم ميثاقا غليظا

“Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi–nabi dan dari kamu (Muhammad), dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh,”

Kualifikasi Nabi Nuh sebagai ulul azmi di antaranya karena kesabarannya dalam berdakwah. Beliau tanpa pernah menyerah terus menerus mendakwahi keluarga, kerabat, dan masyarakat umum untuk kembali menyembah dan mentaati Allah dan RasulNya. T…erbukti, hampir 1000 tahun usianya, tetapi jumlah umat yang mengikutinya tidak lebih dari 200 orang. Bahkan istri dan anaknya yang bernama Kan’an termasuk penentangnya.

Nabi Ibrahim termasuk rasul ulul azmi, di antaranya karena kepatuhan dan kesabaran serta keteguhannya dalam berdakwah. Sejak masih bayi, Ibrahim dipelihara dalam keadaan genting yang disebabkan oleh tirani Namruz yang membunuhi anak laki-laki. Setelah dewasa, ia harus berhadapan dengan raja dan masyarakat penyembah berhala, termasuk orang-orang terdekatnya. Bahkan ia harus menerima siksaan yang mahapedih, yaitu dibakar dan diusir dari kampung halamannya.

Nabi Musa juga termasuk rasul ulul azmi. Beliau termasuk orang sabar dalam menghadapi dan mendakwahi Fir’aun dan pengikutnya. Selain itu, beliau mampu bersabar dalam memimpin kaumnya yang sangat pembangkang. Bagaimana tidak, ketika beliau akan menerima wahyu di Bukit Sinai, pengikutnya yang dipimpin Samiri menyeleweng dengan menyembah patung anak sapi. Harun yang ditugasi mengganti peran Musa, tidak sanggup menghalangi, bahkan hendak dibunuh. Namun demikian, Musa pernah tidak dapat bersabar ketika belajar berguru kepada Khidir.

Nabi Isa termasuk rasul ulul azmi. Banyak hal yang menunjukkan bahwa beliau memiliki kesabaran dan keteguhan dalam menyampaikan risalah Allah. Terutama ketika beliau harus menghadapi fitnah yang disebar kaum Yahudi dan pengkhianatan muridnya. Selain itu, beliau juga harus memberi pengertian tentang status ibunya yang melahirkan tanpa adanya seorang suami.

Dari kisah riwayat Nabi dan Rasul, kita bisa lihat bahwa Nabi Ayub AS walaupun sangat penyabar tapi kesabaran beliau adalah dalam menghadapi cobaan terhadap dirinya sendiri berupa hilangnya harta dan kesehatan (mendapat musibah penyakit), jadinya berbeda dengan para Rasul Ulul ‘Azmi yg 5, dimana kesabaran mereka adalah kesabaran dalam menghadapi tantangan dari kaumnya ketika menyampaikan wahyu Allah dan menyebarkan agama Islam.

Sebagian Ulama berpendapat : Semua Nabi adalah Ulul ‘Azmi kecuali Yunus Bin mattaa seperti firman Allah pada Nabi Muhammad “Dan janganlah kamu seperti orang (Yunus) yang berada dalam (perut) ikan ketika ia berdoa sedang ia dalam keadaan marah (kepada kaumnya). (QS. 68:48).

Sebagian lagi berpendapat : Mereka adalah yang terbaik diantara para rosul yang tertutur dalam surat al-An’aam, mereka 18 utusan seperti firman Allah “Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: “Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al Qur’an)”. Al Qur’an itu tidak lain hanyalah peringatan untuk segala umat. (QS. 6:90).

Imam Kalaby berkata “Mereka adalah yang diperintahkan berjihad dan menampakkan sesuatu pada musuh-musuh agama Allah”

Ada yang berpendapat : mereka berjumlah enam yakni Nabi Nuh As, Nabi Hud As, Nabi Sholih As, Nabi Luth As, Nabi Syu’aib As dan Nabi Musa As, mereka yang ditutur Allah secara teratur dalam surat AL-A’raf dan as-Syu’araa’.

Imam Muqotil berkata “Mereka enam utusan Allah, yakni Nabi Nuh As yang sabar menerima aniaya kaumnya, Nabi Ibrahim As saat diuji dibakar, dan nabi Ishaq As saat ikhlas disembelih, Nabi Ya’qub As saat kehilangan putra dan penglihatannya, Nabi Yusuf As saat terbuang dalam sumur dan mendekam dalam penjara dan Nabi Ayyub As saat ditimpa penyakit.

Imam Ibnu Abbas dan Qotaadah berkata “Mereka adalah Nabi Nuh As, Nabi Ibrahim As, Nabi Musa As, Nabi Isa As, merekalah para Nabi yang memiliki syariat sehingga bersama Nabi Muhammad SAW jumlahnya menjadi lima.

Seperti yang terdapat pada ayat “Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi–nabi dan dari kamu (sendiri), dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putera Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh”, (QS. 33:7) dan ayat “Dia telah mensyariatkan kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: egakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama) -Nya orang yang kembali (kepada-Nya).(QS.42:13). [ Tafsiir Baghowi VII/270-271 ].
Wallaahu A’lamu bis-Showaab.



0 komentar:

Posting Komentar