Hasbunallah wa Nimal Wakiil
Hasbunallah Wanikmal Wakil Arabic Text Arti Hasbiallah
Wanikmal Wakil Ayat Hasbunallah Ayat Quran Hasbunallah Hadits Al Wakil
Alhamdulillah, wash sholaatu was salaamu ‘ala Rosulillah
wa ‘ala aalihi wa shohbihi.
Kalimat ini termasuk dzikir sederhana, namun mengandung
makna yang luar biasa. Dzikir ini menandakan bahwa seorang hamba hanya pasrah
pada Allah dan menjadikan-Nya sebagai tempat bersandar.
Allah Ta’ala menceritakan mengenai Rasul dan sahabatnya
dalam firman-Nya,
الَّذِينَ
قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ
فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
“(Yaitu)
orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang
yang mengatakan, “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk
menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, maka perkataan itu menambah
keimanan mereka dan mereka menjawab, “hasbunallah wa ni’mal wakiil [cukuplah
Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung]“. ” (QS.
Ali ‘Imron: 173)
Kata
sahabat Ibnu ‘Abbas, ia berkata bahwa “hasbunallah wa ni’mal wakiil” adalah
perkataan Nabi ‘Ibrahim ‘alaihis salaam ketika beliau ingin dilempar di api.
Sedangkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan kalimat
tersebut dalam ayat,
إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا
لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ
الْوَكِيلُ
“Sesungguhnya
manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah
kepada mereka,” maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka
menjawab, “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik
Pelindung”. (HR. Bukhari no. 4563)
Renungkanlah
Maknanya!
Ibnul Jauzi
dalam Zaadul Masiir berkata bahwa maksud “hasbunallah” ialah Allah-lah yang
mencukupi segala urusan mereka. Sedangkan “al wakiil“, kata Al Faro’ berarti
orang yang mencukupi. Demikian pula kata Ibnul Qosim. Sedangkan Ibnu Qutaibah
berkata bahwa makna “al wakiil” adalah yang bertanggung jawab (yang menjamin).
Al Khottobi berkata bahwa “al wakiil” adalah yang bertanggung jawab memberi
rizki dan berbagai maslahat bagi hamba.
Dalam
tafsir Al Jalalain disebutkan makna dzikir di atas ialah Allah-lah yang
mencukupi urusan mereka dan Allah-lah sebaik-baik tempat bersandar dalam segala
urusan.
Syaikh As
Sa’di dalam kitab tafsirnya memaparkan, “Maksud ‘hasbunallah‘ adalah Allah-lah
yang mencukupi urusan mereka dan ‘ni’mal wakiil’ adalah Allah-lah sebaik-baik
tempat bersandar segala urusan hamba dan yang mendatangkan maslahat.”
Syaikh Al
Imam Al ‘Arif rahimahullah berkata bahwa dalam hadits di atas adalah isyarat
dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada para sahabatnya agar mereka rujuk
(kembali) pada Allah Ta’ala, bersandar pada-Nya, sadar bahwa tidak ada daya dan
kekuatan melainkan dari-Nya. … Kalimat “hasbunallah” adalah tanda bahwa hamba
benar-benar butuh pada Allah dan itu sudah amat pasti. Lalu tidak ada
keselamatan kecuali dari dan dengan pertolongan Allah. Tidak ada tempat berlari
kecuali pada Allah. Allah Ta’ala berfirman,
فَفِرُّوا إِلَى اللَّهِ
إِنِّي لَكُمْ مِنْهُ نَذِيرٌ مُبِينٌ
“Maka
segeralah kembali kepada (mentaati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi
peringatan yang nyata dari Allah untukmu. ” (QS. Adz Dzariyat: 50) (Bahrul
Fawaid karya Al Kalabadzi)
Allah-lah
Yang Mencukupi
Allah
Ta’ala berfirman,
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى
اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Dan
barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya.” (QS. Ath Tholaq: 3). Al Qurtubhi rahimahullah menjelaskan pula
tentang surat Ath Tholaq ayat 3 dengan mengatakan, “Barangsiapa yang
menyandarkan dirinya pada Allah, maka Allah akan beri kecukupan pada
urusannya.”
Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَعَلَّقَ شَيْئًا
وُكِلَ إِلَيْهِ
“Barangsiapa
menyandarkan diri pada sesuatu, maka hatinya akan dipasrahkan padanya” (HR.
Tirmidzi no. 2072, hadits ini hasan kata Syaikh Al Albani). Artinya di sini,
barangsiapa yang menjadikan makhluk sebagai sandaran hatinya, maka Allah akan
membuat makhluk tersebut jadi sandarannya. Maksudnya, urusannya akan sulit
dijalani. Hati seharusnya bergantung pada Allah semata, bukan pada makhluk.
Jika Allah menjadi sandaran hati, tentu segala urusan akan semakin mudah.
Karena Allah-lah yang mendatangkan berbagai kemudahan dan segala sesuatu akan
menjadi mudah jika dengan kehendak-Nya.
Ya Allah …
Engkau-lah yang mencukupi segala urusan kami, tahu manakah yang maslahat dan
yang mengatur segala rizki kami.
Wallahu
waliyyut taufiq was sadaad. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala
aalihi wa shohbihi wa sallam.
Muhammad
Abduh Tuasikal, MSc
0 komentar:
Posting Komentar