Jumat, 29 Juni 2018

Hubungan Emosi dengan Beberapa Masalah Kesehatan Mental dan Fisik


Hubungan Emosi dengan Beberapa Masalah Kesehatan Mental dan Fisik

Yang perlu kita semua pahami agar bisa memahami kenapa sebuah gangguan emosi bisa memunculkan penyakit psikis bahkan fisik. Mungkin bahasan ini bisa menjadi sedikit renungan sebelum istrahat malam. Sebagai referensi bacaan lanjutan dengan tema yang sama bapak ibu bisa membaca buku:

You Can Heal Your Life (Karya Louise L. Hay)
Emotional Healing Therapy (Karya Irma Rahayu)
Mind Body Medicine (Karya Adi W Gunawan)
SEFT Total Solution (Karya Ahmad Faiz)

Sebagai pengingat saja bahwa Ilmu yang saya share kan malam ini bukan murni dari saya tapi semua ilmu kembali dan berasal dari Allah SWT. Saya hanya menjadi perantara saja yang mungkin ada salah dan lup nya. Semua hanya dari Allah SWT dan kembali kepada Allah SWT.

Kembali ke perbincangan soal emosi dan kesehatan fisik dan mental. Untuk memudahkan ilustraasi ini saya paling suka memakai penjelasan dari buku Pak Adi tentang Teori Tungku Mental.

Tungku Mental

Untuk memudahkan pemahaman mengenai mekanisme pikiran bawah sadar saya menggunakan analogi tungku mental. Tungku mental berisi air (baca: berbagai buah pikir/thought). Api yang memanasi tungku adalah berbagai emosi, baik itu yang positif maupun negatif, yang dialami seseorang. Dalam kondisi normal saat api membakar tungku maka temperatur akan naik dan sampai pada suhu tertentu akan muncul uap air yang bergerak bebas ke atas karena tungku tidak ditutup. Namun apa yang terjadi bila tungku ditutup rapat?

Saat temperatur semakin tinggi, karena terus dipanasi oleh api emosi, terutama yang negatif,  maka akan muncul uap yang bergerak ke atas. Namun kali ini uap tidak bisa keluar karena terperangkap di dalam tungku yang ditutup rapat. Semakin lama suhu tungku semakin tinggi, semakin banyak uap yang terperangkap, sehingga tekanan uap semakin tinggi menekan seluruh dinding dalam tungku. Apa yang terjadi bila tungku tetap ditutup rapat?

Benar sekali. Sampai pada satu titik, saat tekanan uap melebihi daya tahan dinding tungku, maka akan terjadi ledakan hebat dan tungku akan hancur berantakan. Nah, bagaimana dengan manusia? Jangan khawatir, kita tidak akan meledak seperti contoh tungku di atas. Pada manusia, pikiran bawah sadar akan melindungi diri kita dengan melakukan hal-hal yang dipandang perlu untuk menyelamatkan diri kita dari “kehancuran”.

Apa yang akan dilakukan pikiran bawah sadar? Pikiran bawah sadar akan membuat retak-retak kecil di tungku mental kita sehingga ada jalan keluar bagi uap yang berada di dalam tungku mental. Dengan demikian tekanan akan turun dan tidak membahayakan keutuhan tungku mental. Nah, saat uap dari dalam tungku keluar dan berbunyi “sssshhh……ssssshhhh….” pada saat itulah seseorang akan mengalami perubahan perilaku. Perubahan perilaku ini adalah manifestasi dari uap yang keluar. Biasanya perubahan ini tidak mendadak. Tetapi perlahan-lahan dan semakin lama semakin parah.

Sebagaimana ilustrasi diatas, saat terjadi retakan itulah terjadi gangguan pada diri seseorang. Bentuknya bisa berupa fisik atau psikis. Retakan yang paling ringan biasanya dimulai dari gangguan psikis seperti mulai gampang maran, susah engendalikan emosi, kecemasan yang berlebihan, sampai dengan tidak bisa mengendalikan pikirannya sendiri. Saat retakannya semakin lebar maka akan menjalar ke bagian fisik seseorang tersebut.

Dalam kalangan psikologi atau terapis pada umumnya gangguan ini disebut psikosomatis, dimana penyakit fisik yang ada diawali oleh gagguan emosi. Dalam dunia terapis dikenal 5 Sindrom Emosi yaitu jenis emosi yang bisa berdampak pada kesehatan fisik. Kelima jenis emosi ini kerap kali tanpa kita sadari telah lama hinggap dan betah menemani kehidupan kita sehari hari. Terkesan biasa, sederhana dan merupakan gejala wajar hingga acapkali kita anggap remeh akar masalah dari efek yang kita derita. Secara singkat berikut penjelasannya:

Sindrom Menangis

Penyebabnya adalah ketidakmampuan kita saat mengambil keputusan karena pengkondisian yang dilakukan orang lain. Contohnya, jika kita merasa tidak mampu menolak tugas dari atasan karena takut merasa tidak enak atau sungkan atau takut dipecat. Atau saat seorang anak tidak bisa menolak tekanan dari orang tua karena beberapa hal  sehingga kita memendam perasaan diri yang membuat tubuh bagian depan mulai dari pusar sampai kepala terkena sindom ini. Efek sindrom menangis secara fisik adalah sakit kepala, sakit tenggorokan, mata mudah berair, sakit pada daerah lambung sampai dada, otot kepala dan leher kaku, sariawan dan gejala lain diarea dada leher dan kepala.

Sindrom Tanggung Jawab

Penyebabnya adalah rasa terbebani saat harus memikul tanggung jawab tertentu, misalnya tulang punggung keluarga atau pimpinan perusahaan. Bagian tubuh yang terpengaruh oleh sindrom ini adalah pundak dan punggung bagian atas. Sedangkan efek fisik yang terjadi adalah sakit punggung, pundak kaku, dan dalam kasus kronis bisa sampai cedera punggung.

Sindrom Frustasi / Perasaan Bersalah Secara Seksual

Penyebab sindrom ini adalah perasaan bersalah karena tidak mampu mengekspresikan diri, serta perasaan kurang memadai dalam masalah seks. Bagian yang terkena sindrom ini adalah bagian lambung, sekitar daerah kelamin, dan punggung bagian bawah. Efek fisik yang sering dirasakan adalah kram perut, asam lambung, kram saat menstruasi, inveksi kandung kemih, prostat, rasa sakit pada testikel dan masalah ginjal.

Sinrom Perlawanan

Penyebabnya adalah pengingkaran atau penekanan keinginan, rasa tidak mampu mencapai tujuan, harapan atau impian. Seperti gagal ujian sekolah, gagal mencapai rumah tangga yang bahagia seperti yang diidamkan, gagal menyelesaikan tugas dll. Sindrom ini menyerang bagian lengan, telapak tangan, dan jari-jari. Efek fisik yang sering terjadi antara lain kutil, tangan kasar, kaku persendian, rematik dan radang sendi.
Sindrom Melarikan Diri
Penyebabnya adalah keinginan untuk melarikan diri dari situasi tertentu atau kondisi yang dialami saat ini, ketakutan yang berlebihan bahkan takut akan kesuksesan. Contoh, secara tidak sadar merasa tidak layak untuk sukses, atau merasa tidak disenangi jika kaya, dll. Bagian tubuh yang terpengaruh adalah paha hingga kaki bagian bawah. Efek fisiknya bisa berupa kaki bengkak, kram, kaki yang dingin bahkan sampai kelumpuhan mendadak.

Nah jika kita sudah memahami kelima siindrom di atas, maka penting bagi kita untuk mampu mengolah emosi dalam diri kita sehingga tidak sampai berdampak pada fisik kita. Berikut gambaran singkat tentang penyakit fisik dan landasan emosinya:

NO      PENYAKIT      LANDASAN EMOSI
1          Adenoid           Konflik dalam keluarga, perasaan tidak diinginkan oleh orang tua.
2   Aids      Perasaan tidak mampu membela diri. Perasaan ditolak oleh                    lingkungan.Ketidakmampuan menerima diri sendiri. Penyangkalan                                      hasrat seksual.
3          Alergi               Penyangkalan tentang kekuatan diri sendiri.
4      Pikun          Penolakan realitas hidup. Perasaan tidak mampu dan tidak punya                                      harapan.
5      Amnesia        Ketakutan/guilt. Melarikan diri dari realitas hidup. Ketidakmampuan                                      untuk mandiri.
6     Anorexia     Penolakan akan diri sendiri. Ketakutan Ekstrim. Kebencian pada                                      diri sendiri dan perasaan ditolak
7          Apatis              Penolakan akan diri sendiri untuk merasakan sesuatu. Ras takut.
8   Arteriosclerosis Perlawanan. Ketegangan. Penolakan untuk melihat sisi positif                                      dari kehidupan. Pemikiran yang sempit dari kehidupan.
9          Arthritis            Perasaan tidak dicintai, ditolak, perasaan dikorbankan.
10        Asthama          Ketidakmampuan mengekspresikan kesedihan, perasaan tertekan.
11        Bisul                Perasaan terluka ,terhina dan dendam menahun.
12        Bau Badan      Takut / tidak suka pada diri sendiri
13        Batu Ginjal      Gumpalan dari rasa marah yang tidak terluapkan
14    Cemas     Ketidakmampuan untuk menerima kehidupan, cemas, kehilangan                                      perasaan lega
15        Dissmenhoria  Ketidakmampuan menerima diri sendiri.
16    Depresi      Perasaan marah yang tidak mampu diekspresikan. Merasa tidak                                      punya harapan.
17     Diabetes      Perasaan tidak puas. Kesedihan yang mendalam. Keinginan besar                                     untuk mengontrol/tidak sabaran
18        Demam           Perasaan marah yang tidak mampu diekspresikan.
19        Endometriosis Perasaan tidak aman, kecewa, dan frustasi
20        Epilepsi            Perasaan ditolak, menyakiti diri sendiri, dihukum.
21    Enurisis (ngompol)    Ketakutan akan figur ayah, kecemasan. Ketidak mampuan                                      melepaskan masa lalu. Perasaan kecewa yang ditekan kuat
22  Frigid     Takut. Penolakan akan kenikmatan seks. Kepercayaan bahwa                                     seks itu dosa.
23        Glukoma         Tekanan dari luka masa lalu. Ketidakmampuan untuk memaafkan.
24        Ginjal               Kekecewaan. Perasaan gagal. Rasa malu yang ditekan.
25        Herpes             Perasaan bersalah akan dorongan seksual.
26        Herpes Simplex Ketakutan untuk mengekspresikan kemarahan.
27        Aborsi Spontan  Perasaan takut, bersalah. Penolakan akan hasrat kewanitaan.
28    Mimisan      Keinginan untuk diakui, ketakutan bila tidak diakui dan menjadi                                       pusat perhatian. Keinginan untuk dicintai.
29        Maag               Takut. Perasaan tidak puas pada diri sendiri.
30        Nyeri perut      Kecemasan. Ketidakmampuan merawat diri.
31   Pegal-pegal  Kebutuhan untuk dicintai. Kebutuhan untuk dipeluk. Kebosanan                                     menahun.
32  Paralysis/Lumpuh Rasa marah yang ditekan kuat. Ketidakmampuan untuk                mengekspresikan kemarahan. Keinginan untuk menyatukan                                             keluarga.
33  Polio      Kecemburuan. Keinginan untuk menghentikan sesuatu atau                                        seseorang.
34    Pneumonia/Infeksi Paru         Putus asa. Kelelahan emosional. Luka emosi yang                                       tidak tersembuhkan.
35   Premenstruasi  Syndrome      Memperbolehkan seseorang mempengaruhi diri                                           sendiri. Penolakan akan feminin proses.
36      Osteoporosis   Perasaan tidak adanya dukungan sosial
37   Kegemukan    Takut. Kebutuhan untuk dilindungi. Kemarahan yang terpendam.                                        Ketidakmampuan untuk memaafkan.
38      Sakit Punggung          Ketakutan akan uang. Kekurangan dukungan finansial.
39      Impotensi        Perasaan bersalah akan dorongan emosional.
40    Sakit Punggung Bagian Tengah         Perasaan bersalah. Ketidakmampuan untuk                                     melepaskan hal-hal yang terjadi di masa lalu.
41  Sakit Punggung Atas  Kebutuhan akan dukungan emosional dari orang lain.                                              Perasaan tidak dicintai.
42   Selulit  Kemarahan pada diri sendiri. Keinginan yang kuat untuk menghukum                                            sendiri.
43        Sembelit          Ketidakmampuan untuk melepaskan masa lalu.
44        Sinusitis           Perasaan terganggu atau jengkel pada seseorang.
45     Serangan Jantung      Perasaan kesepian atau takut ditinggalkan. Merasa tidak                                         cukup baik. Takut gagal.
46       Tekanan Darah Tinggi            Permasalahan masa lalu yang tidak terselesaikan.
47     Tekanan Darah  Rendah        Kekurangan kasih sayang pada masa kanak kanak.                                    Ketidakinginan untuk berubah.
48        Tuli                  Perasaan tidak ingin diganggu. Perasaan ditinggalkan atau ditolak.
49        Hipertiroid        Marah karena ditinggalkan.
50        Hipotiroid         Menyerah. Perasaan tidak mampu.
51        Sakit Saluran Kencing            Stres. Kehilangan perasaan relax.
52        Kulit Bernanah            Gampang iri hati. Kehilangan perasaan terima kasih.
53        Hepatitis          Marah. Kehilangan perasaan menyangi.
54        Leukimia         Sedih. Kehilangan perasaan untuk menikmati, tidak enjoy.
55        Sakit Punggung Belakang      Apatis. Kehilangan semangat alias loyo.
56        Hipocampus pd Otak  Kesepian. Kehilangan kesenangan.
56    Tuberkolosis    Kebanggaan diri yang berlebihan, Posesif, Pikiran kejam, balas                                          dendam.
57   Tumor Ketidakmampuan melepaskan dendam masa lalu, Perasaan menyesal                                          yang mendalam.
58        Vertigo Penolakan akan kenyataan hidup.
59      Hepatitits         Ketakutan akan perubahan, takut, marah, benci. Ketidakpuasan                                         akan hidup.
60        Hernia Ketidakmampuan menjalin relasi/perkawanan. Tertekan.
61        Influensa         Takut. Respon pada tanggapan negatif dari lingkungan sekitar.
62    Insomnia         Penolakan akan proses hidup/faktor usia. Perasaan bersalah.                                             Takut.
63     Jerawat           Ketidaksukaan dengan keadaan diri sendiri. Tidak menerima diri                                         sendiri apa adanya.
64   Juling   Memiliki konflik diri yang tidak terselesaikan. Ketidakmampuan melihat                                          kehidupan dari sisi yang berlainan.
65        Kebotakan       Takut. Perasaan tertekan. Keinginan untuk mengontrol segalanya.
66        Kanker            Makan hati yang menahun.
67        Katarak           Ketidakberanian untuk menghadapi masa depan.
68        Koma  Takut. Keinginan untuk melarikan diri dari seseorang atau sesuatu.
69     Kolesterol Tinggi         Ketidakmampuan untuk menikmati hidup. Ketakutan diri                                         untuk membiarkan diri bahagia.
70        Kram               Rasa takut yang datang tiba- tiba.
71   Kecanduan      Melarikan diri dari diri sendiri, Takut. Tidak tahu bagaimana                                                             mencintai diri sendiri. Penolakan akan diri sendiri.
72        Kutil                 Kemarahan yang terpendam.
73  Kaku Rahang  Kemarahan, Perasaan ditolak. Keinginan yang kuat untuk                                                   membalas dendam. Penolakan untuk mengekspresikan                                                      kemarahan.
74     Laringitis          Rasa marah yang terlalu sangat sampai tidak bisa diungkapkan.                                         Ketakutan untuk mengekspresikan kemarahan.
75        Infeksi             Perasaan marah dan terganggu oleh seseorang atau sesuatu
76        Liver                Rasa marah yang terpendam.
77      Lupus              Putus asa. Ketidakmampuan untuk mandiri. Marah dan perasaan                                       terhukum.
78     Luka Menahun    Perasan tidak mampu membela diri sendiri. Kekecewaan                                                          terhadap  otoritas (kekuasaan). Korban kekerasan.
79    Leukimia         Ketidakmampuan untruk menikmati hidup. Kekurangan keceriaan                                      dan kreatifitas dalam hidup.
80   Memar Kulit    Kemarahan yang dipendam. Keinginan terpendam untuk melukai                                       orang lain (objek kemarahan).
89        Mata Myopi     Ketakutan akan masa depan.
90        Mata Hipermetrop (+) Perasaan takut. Dibayangi oleh kesalahan masa lalu.
91        Narcolepsy      Ketidakmampuan untuk mengatasi masalah yang ekstrem.
92        Nervous Breakdown   Ketidakmampuan menjalin relasi.
93      Ngorok            Penolakan untuk melepaskan pandangan yang sudah ketinggalan                                           jaman.
94        Migren             Kritik diri yang terlalu kuat. Takut.
95  Menaupous  Takut tidak lagi diinginkan. Takut akan kemunduran fisik.                                        Penolakan akan diri sendiri. Merasa diri sendiri tidak baik                                                       atau kurang sempurna.

Sumber: You Can Heal Your Life by Louise L. Hay

Beberapa penyakit fisik di atas memang tidak selalu diakibatkan oleh masalah emosi. Namun hampir mayoritas tersebut dikarenakan sebab emosi tersebut. Semoga apa yang saya share-kan di atas ada manfaatnya dan mampu membantu Bapak/Ibu semua untuk mendapatkan sudut pandang yang lain dari penyakit yang mungkin sedang diderita oleh diri sendiri maupun oleh orang tercinta di sekitar. Untuk membantu mempercepat penyembuhan secara medis yang dilakukan, alangkah baiknya juga diterapi emosinya agar sumber emosi negatif yang ada dalam tubuh dapat dihilangkan dan insyaAllah penyembuhan bisa lebih cepat dilakukan.

Jika ada yang belum jelas monggo bisa ditanyakan/berkomentar. Bagi yang mau bertanya lebih banyak atau berdiskusi soal terapi emosi dan psikis bisa menghubungi saya secara langsung di tizarrich@outlook.com. Terima kasih dan selamat malam, semoga bermanfaat. ()



0 komentar:

Posting Komentar