Sepuluh Kiat Hidup
Sehat Tanpa Obat
Setiap penyakit itu ada obatnya. Apabila obat itu mengenai penyakit, dengan
izin Allah yang Maha Agung lagi Maha Perkasa akan sembuh
(HR Muslim dan Ahmad)
Keputusan memulai hidup sehat juga salah satu upaya berinvestasi
sehat, yang ikut mengulur umur harapan hudup juga, berapa pun umur kita
sekarang
(Dr. Hendrawan Nadesul)
Mati memang merupakan ketentuan Illahi. Tetapi berusaha
hdup sehat adalah kewajiban kita sebagai manusia. Yang namanya usaha sudah
barang tentu ada sangat banyak macam ragamnya. Bukankah Allah SWT tidak akan
mengubah suatu kaum jika kaum itu sendiri tidak berusaha untuk mengubahnya.
Dalam laman http://dokternasir.web.id Dr. Nasir
menjelaskan tentang sepuluh kiat hidup sehat tanpa obat. Salah satu dari
sepuluh kiat tersebut adalah himbauan kepada masyarakat untuk back to nature
atau kembali ke alam.Tujuan utama himbauan ini tidak lain adalah agar
masyarakat dapat kembali ke alam untuk menggunakan tanaman obat yang dapat kita
peroleh dari lingkungan kehidupan kita yang kaya ini. Segera kita akan
bertanya, apakah mungkin kita hidup sehat tanpa obat? Jawabannya tentu harus
dikembalikan kepada Allah SWT. Apa yang tidak mungkin, jika Allah menghendaki?
Hadist Riwayat Muslim dan Ahmad memberikan pesan bahwa ”Setiap penyakit itu ada
obatnya. Apabila obat itu mengenai penyakit, maka dengan izin Allah yang Maha
Agung lagi Maha Perkasa akan sembuh”
Meski secara singkat, marilah kita pelajari dengan
seksama sepuluh kiat hidup sehat tanpa obat itu.
Pertama, kenali diri Anda, baik fisik maupun kejiwaan
Inilah kiat pertama untuk hidup sehat itu, yaitu
mengenali kondisi fisik dan kejiwaan kita sendiri. Pengenalan diri tentang
kondisi fisik dan kejiwaan ini sangat penting untuk menjadi dasar dalam
mengambil keputusan dengan tepat upaya menjaga kesehatan kita, misalnya tentang
apa yang baik dan boleh dilakukan, dan apa pula yang tidak. Bahwa ketika
menyadari bahwa usia kita tidak lagi muda, sudah menginjak angka lima, maka
upaya untuk mengurangi makanan yang berlemak dan banyak karbohidrat sudah harus
mulai dilakukan. Selain itu, jika kita sudah mengetahui bahwa berdasarkan hasil
pemeriksaan kesehatan ternyata kita mempunyai gejala tekanan darah tinggi, maka
upaya untuk mencegah makanan yang dapat memicu tekanan darah tinggi juga saat
ini pula harus kita lakukan. Memang, mengenali diri dapat dengan mudah kita
lakukan, tapi action yang harus kita lakukan yang tidak mudah. Apalagi kalau
action itu telah menjadi kebiasaan yang tidak mudah kita hentikan. Katakan
misalnya tentang rokok. Siapa yang tidak tahu kalau rokok dapat menimbulkan
penyakit. Tetapi menghentikannya menjadi hal yang tidak mudah kita lakukan.
Anda mengetahui teori memasak katak? Kalau belum, insyaallah penulis akan
menjelaskannya dalam laman ini.
Kedua, jangan terburu-buru merasa sakit dan minum obat
Hanya karena bersin, batuk, atau agak demam, orang telah
memutuskan untuk minum obat atau datang ke dokter. Padahal acap kali setelah
dibiarkan tiga hari, gejala sakit itu hilang sendiri. Tubuh memang mempunyai
kemampuan untuk menyembuhkan sendiri. Hanya dengan beristirahat cukup, gejala
sakit itu dapat segera hilang sendiri. Gejala pusing kadang bahkan dapat hilang
hanya karena menghirup udara segar di taman yang tidak tercemar udara knalpot.
Tetapi ingat, gejala batuk dan bersin memang bisa
merupakan tanda serius juga. Dengan batuk dan bersin, tubuh sedang berusaha
mengeluarkan kuman penyakit dari saluran pernapasan. Demam berkeringat
merupakan tanda tubuh sedang melawan serangan kuman. Kalau gejala itu
berlangsung selama tiga hari, karena beratnya serangan, ya apa boleh buat, kita
harus ke dokter untuk konsultasi medis.
Ketiga, mengusahakan variasi makanan sehari-hari
Melakukan variasi santapan, berangkat dari asumsi bahwa
ada bahan makanan tertentu yang lebih bermanfaat daripada jenis makanan yang
biasa kita makan sehari-hari. Kalau ini kita pakai sebagai selingan, maka kedua
kelompok bahan itu dapat saling melengkapi. Bila kita terbiasa makan daging
ayam dan sapi, sebaiknya mengubah kebiasaan itu, dan sekali-sekali makan ikan
segar, tempe, dan tahu sebagai selingan.
Kalau hari demi hari kita makan sayur mayur hijau, karena
beranggapan bahwa yang serba hijau itu pasti bagus, sesekali perlu variasi
menyantap sayuran dan buah-buahan tidak hijau, seperti tomat, wortel, jagung
muda, paprika merah (sebagai sayur), pisang, mangga, apel, jeruk (sebagai
pencuci mulut). Setiap pagi kita memang harus sarapan. Nasi goreng dan
sejenisnya mungkin menjadi jenis sarapan yang biasa kita santap. Untuk itu,
maka cobalah menggantinya dengan menu makanan lain, misalnya dengan sereal,
roti, kentang, atau sayur-sayuran yang sebenarnya dapat kita upayakan sendiri
dengan cara mengolah tanah di sekitar rumah kita.
Keempat, menyesuaikan konsumsi dengan tingkatan umur
Jumlah zat gizi yang diperlukan tubuh berbeda-beda
bergantung pada umur, macam kegiatan, dan kondisi tubuh (dalam keadaan sakit
atau sehat). Pada anak-anak dan remaja yang sedang tumbuh, kelima unsur dalam
makanan (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral, serta air) memang
sangat diperlukan untuk mereka, sehingga tidak perlu dibatasi. Sebaliknya,
untuk orang dewasa dan manula (manusia lanjut usia), pembatasan itu mutlak
diperlukan. Karbohidrat dan lemak sebagai penghasil energi harus dikurangi
jumlahnya, mengingat kegiatan fisik para manula sudah menurun.
Bagaimana cara mengurangi karbohidrat dan lemak? Cara
yang sederhana adalah dengan mengurangi porsi nasi dan goreng-gorengan.
Sebaliknya, vitamin dan mineral serta air justru harus diberikan asupan makanan
dengan cukup. Zat-zat ini sangat diperlukan untuk memperlancar metabolisme
dalam tubuh, dan meningkatkan daya tahannya. Hanya perlu diingat bahwa yang
paling baik ialah memakai vitamin alamiah, seperti yang terkandung dalam
buah-buahan dan sayuran segar. Sedangkan air yang diminum harus yang steril dan
aman dari kuman, seperti air mineral yang benar memenuhi syarat sebagai air
mineral.
Boleh juga air biasa yang selalu sudah direbus lebih
dulu. Lebih kurang 60% dari bobot badan kita berupa air atau cairan. Itu
berarti kita harus minum air lebih banyak daripada unsur makanan yang lain.
Orang yang sedang sakit dan terpaksa minum obat, malah harus minum air lebih
banyak lagi. Oleh karena itu, penderita “penyakit” sulit buang air, bisa
tertolong dari penderitaannya dengan setiap hari minum 2 – 3 gelas air putih
sebelum pergi ke belakang.
Konsumsi protein pada orang dewasa dan manula juga perlu
dikurangi, meskipun tidak sebanyak pengurangan karbohidrat dan lemak. Cara
mengurangi protein ini ialah dengan mengganti menu makanan sumber protein
hewani dengan makanan sumber protein nabati, yang kadar proteinnya kurang atau
hanya sedikit. Misalnya, kacang-kacangan, tahu, dan tempe.
Kelima, berolahraga secara teratur sesuai kemampuan
Bangsa kita memang belum termasuk bangsa yang punya hobi
berolah raga. Berolahraga bertujuan memperlancar peredaran darah, dan
mempercepat penyebaran impuls urat saraf ke semua bagian tubuh atau sebaliknya,
sehingga tubuh senantiasa bugar. Banyak orang berpendapat, tanpa olahraga pun
kita sebenarnya juga sudah berolah raga dengan bergerak badan mirip olahraga,
kalau melakukan pekerjaan fisik sehari-hari seperti menyapu lantai,
membersihkan rumah, mencuci, dan menjemur pakaian. Bahkan setiap kembali ke
rumah dari masjid dapat digunakan sebagai kegiatan untuk berolah raga jalan
kaki dengan cara berkeliling kompleks rumah kita.
Tetapi apakah semua kegiatan “olahraga” semacam ini dapat
kita lakukan secara teratur dan berkesinambungan? Itu menjadi masalah
tersendiri! Diperlukan kemauan yang kuat, berdasarkan keyakinan bahwa olahraga
itu mutlak perlu agar badan tetap bugar, karena peredaran darah akan dapat
diperlancar dengan kegiatan tersebut. Pada gilirannya ini dapat meningkatkan
kekebalan tubuh.
Untuk para penderita tekanan darah tinggi, penyakit
jantung, infeksi paru-paru, dan kencing manis, hendaknya berkonsultasi ke
dokter dulu untuk mengetahui jenis olahraga apa yang cocok. Biasanya olahraga
yang intensitasnya rendah dan dilakukan tidak terlalu lama dapat kita lakukan.
Untuk orang normal yang tidak mengidap penyakit, sangat baik memilih olahraga
yang kapasitas aerobiknya mempunyai dampak yang tinggi (high impact) seperti
renang, aerobik, naik sepeda stasioner, dan joging.
Keenam, selalu menjaga kebersihan
Lingkungan bersih di rumah, halaman, dan kompleks hunian
memberi suasana segar dan nyaman. Satu penelitian di negara Paman Sam
menunjukkan bahwa kompleks perumahan yang mempunyai halaman dan lingkungan
tertata rapi, bersih, hijau, dan asri, mempunyai persentase kesehatan
penghuninya yang jauh lebih baik daripada kompleks perumahan yang miskin dengan
tanaman.
Lingkungan bersih membuat tubuh kita juga bersih, baik
jasmani maupun rohani. Kondisi ini mampu mencegah penyakit jasmani seperti
infeksi kulit, alergi debu, flu, bronkitis, dan “penyakit” rohani seperti
stres, frustrasi dan depresi, biang kerok menurunnya sistem kekebalan tubuh
kita.
Ketujuh, meluangkan waktu untuk bersantai
Meluangkan waktu tidak brarti kita harus minta istirahat
lebih banyak daripada bekerja produktif sampai melebihi kepatutan. Tidak!!
Meluangkan waktu untuk istirahat itu sebenarnya hanya sebentar saja, dan ini
perlu, untuk setel kendo sejenak di antara ketegangan jam sibuk bekerja
sehari-hari. Orang Jepang biasa melakukan “self hypnosis” dengan cara
memejamkan mata sejenak di kursi kerjanya dalam 5 – 10 menit. Kegiatan rileks
seperti ini perlu dilakukan secara rutin. Bersantai juga tidak berarti harus
melakukan rekreasi yang melelahkan, tetapi cukup berkumpul membicarakan masalah
keseharian dengan rekan sekantor, tetangga atau keluarga di rumah. Dengan cara
demikian, bukan tidak mungkin, kita akan dapat membantu memecahkan masalah,
atau setidak-tidaknya meringankan beban pikiran kita yang terasa berat.
Bersantai seorang diri dengan merenung dan mawas diri juga perlu. Makin sering
dan rutin ini dilakukan, makin bagus keseimbangan jiwa kita. Tidur nyaman juga
merupakan satu bentuk bersantai seorang diri. Stamina akan pulih dengan cepat,
dan keseimbangan hormon dalam tubuh juga cepat tercapai.
Kondisi tubuh yang letih, lelah, penat, dan pikiran kusut
kalau dibiarkan berkepanjangan (sampai dibawa ke kamar tidur), akan dapat
menurunkan daya kerja sistem kekebalan tubuh. Pada gilirannya memudahkan
terjadinya serangan penyakit.
Kedelapan, kembali ke alam atau back to
nature
Kecenderungan “back to nature” berawal pada dekade
1990-an di negara Barat. Kecenderungan ini dilandasi oleh pengalaman bahwa gaya
hidup yang terjadi pada zaman modern mendorong orang mengubah kebiasaan makan,
seperti misalnya lebih sering menyantap makanan kalengan, sambal botolan, atau
buah awetan. Juga menjadi jarang bergerak badan karena kemudahan memakai alat
bantu rumah tangga, seperti mencuci pakaian dengan mesin cuci, menyapu lantai
dengan penyedot debu, bepergian dengan kendaraan, padahal jaraknya cuma dekat
dan lebih sehat dilakukan dengan jalan kaki. Dengan kebiasaan ini, tubuh kita
menjadi manja, karena jarang bergerak, sehingga mudah terserang penyakit karena
badan kita lembek akibat kekebalan tubuh kita yang menurun. Sebaliknya, seorang
pendekar silat, walaupun hidup di tengah zaman modern, selalu sehat tubuhnya
karena masih sering berjalan kaki, latihan rutin dengan menggerakkan badan, dan
tidak memakai alat bantu hasil teknologi modern yang membuat orang jadi lembek.
Untuk kembali dekat dengan alam, bukannya kita harus
makan makanan yang hanya diambil dari alam tanpa dimasak, tetapi
setidak-tidaknya menghindari bahan makanan instan dari makanan dalam kaleng,
dan malah memperbanyak makan sayuran dan buah yang segar dari ladang organic
tanpa pupuk kimia dan pestisida. Baik juga jika kita mulai mengonsumsi nutrisi
tambahan atau suplemen yang berasal dari herbal atau tumbuhan yang diracik
dengan teknologi modern namun tetap dengan resep tradisional.
Kesembilan, mengolah pernapasan
Mengolah pernapasan berarti mengatur cara dan frekuensi
bernapas agar lebih efisien. Dengan menghirup udara (oksigen) perlahan-lahan
dalam hitungan 15 kemudian melepaskannya kembali pelan-pelan juga dalam
hitungan 15, kita bisa menahan oksigen dalam badan lebih lama daripada
biasanya. Oksigen akan dipakai oleh organ tubuh secara efektif, walaupun
jumlahnya cuma sedikit. Selama ini kita bernapas dengan frekuensi yang tidak
teratur. Kadang lambat, kadang cepat. Oksigen yang diirup juga cepat keluar
lagi. Belum sampai dimanfaatkan dengan baik, sudah keburu keluar. Dalam satu
menit kita benapas lima kali atau lebih.
Tetapi, dengan latihan teratur frekuensi bernapas itu
bisa kurang dari lima kali dalam semenit. Setiap kalinya selalu dalam, dan
berdaya guna. Akibatnya, oksigen yang dihirup cukup sedikit saja, tetapi sudah
efektif. Organ tubuh akan menyesuaikan diri dengan ketersediaan oksigen yang
sedikit ini, dan itu justru menguntungkan tubuh. Sebab, dengan oksigen sedikit,
tetapi toh sudah efektif itu, tubuh tidak kebanjiran hasil pernapasan berupa
CO2 banyak-banyak, yang tidak baik bagi kesehatan.
Kesepuluh, menggemari bacaan kesehatan
Ungkapan “Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak
cinta” sangat pas untuk menyindir orang yang ingin tubuhnya sehat, tetapi tidak
mau mendekati bacaan tentang kesehatan. Kalau dekat, kita akan tahu seluk-beluk
kesehatan itu lebih baik, dan kemudian dapat memakainya untuk menyusun siasat
menghindari gangguan penyakit. Untuk ini penulis akan menyediakan buku Kembali
ke Alam, Kembali ke TOI (Tanaman Obat Indonesia). Selain itu, penulis akan
berusaha membuat KITO (Kartu Informasi Tanaman Obat). Mudah-mudahan dapat
segera terwujud..
Nah, jika Anda menginginkan tubuh yang sehat tanpa harus
mengonsumsi obat-obatan setiap kali sakit, maka tips-tips di atas layak untuk
diterapkan dalam kehidupan Anda. Hanya dengan memperbaiki gaya hidup Anda, maka
penyakit pun bisa dicegah kecuali kematian. Anda siap untuk hidup sehat?
Marilah kita mulai mengenal apa itu tanaman obat, yang ternyata sangat banyak
kita temukan di lingkungan kita.
0 komentar:
Posting Komentar