Bangun Kesiangan,
Bolehkan Shalat Sunah Fajar di Qadha?
Mas mau tanya ya, Bolehkan kita melakukan shalat qobla
subuh setelah shalat subuh?
Dari Alvian.
Jawaban :
Bismillah. Washolaatu was Salam ‘ala Rasulillah, wa ba’d.
Sholat sunah fajar memiliki keutamaan yang besar. Dalam
hadis diterangkan bahwa pahala sholat ini lebih baik daripada dunia seisinya.
Wajar bila seorang muslim merasa rugi bila terluputkan dari dua rakaat ini.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
رَكْعَتَا
الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا
“Dua
raka’at fajar (sholat qobliyah subuh) itu lebih baik dari dunia dan seisinya.”
(HR. Muslim, dari ‘Aisyah radhiyallahu’anha).
Namun tidak
perlu berkecil hati saat terlewat melakukannya sebelum sholat subuh. Karena
masih ada kesempatan untuk melakukan shalat sunah fajar meskipun telah lewat
dari waktu asalnya (yakni, sebelum shalat subuh setelah terbit fajar shodiq).
Bagi yang
tidak bisa melakukan sholat sunah fajar sebelum subuh, maka bisa menqada’nya
pada dua waktu berikut :
[1] Setelah
melakukan sholat subuh.
[2] Setelah
terbit matahari.
Sebagaimana
keterangan dalam hadis berikut :
Dari
Muhammad bin Ibrahim, dari kekeknya yang bernama Qois beliau mengatakan,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar (dari rumah beliau) lalu iqamah
dikumandangkan. Akupun melakukan shalat subuh bersama beliau. Setelah itu Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam berlalu dan mendapatiku sedang shalat. Beliau
lantas bersabda,
َ مَهْلًا يَا قَيْسُ
أَصَلَاتَانِ مَعًا ؟
“Tunggu ya
Qois! Apakah kamu mengerjakan dua shalat bersama kami?”
Aku lalu
menjawab, “Aku belum mengerjakan dua rakaat sebelum fajar ya Rasulullah.”
Lalu beliau
bersabda,
فَلَا إِذَنْ
“Kalau
begitu silahkan.”
(HR.
Tirmidzi ).
Hadis ini
menerangkan bolehnya menqada’ sholat sunah fajar setelah melakukan sholat
subuh. Seperti yang dilakukan oleh sahabat Qois, dan Nabi mempersilakan beliau.
Kemudian
hadis lain yang menerangkan boleh menqada’nya setelah terbit fajar adalah
berikut.
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu’anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
نام عن ركعتي الفجر فقضاهما
بعد ما طلعت الشمس
“Siapa yg
tertidur dari melakukan dua raka’at fajar, maka hendaklah ia menqada’ nya
setelah terbit matahari.” (HR. Ibnu Majah, dinilai shahih oleh Syaikh Albani).
Namun yang
lebih afdol ditunda sampai terbit matahari. Karena menqada’nya setelah terbit
matahari berdasarkan pada perintah langsung dari Rasulullah shallallahu alaihi
wa sallam. Adapun melakukannya setelah sholat subuh, hanya berdasar pada
persetujuan (taqrir) beliau (sebagaimana keterangan dalam dua hadis di atas).
Sementara dalil yang bersumber dari perintah langsung dari Nabi, lebih kuat
daripada yang hanya berisi persetujuan beliau.
Syaikh Ibnu
Baz rahimahullah menfatwakan,
إذا لم يتيسر للمسلم أداء سنة
الفجر قبل الصلاة ، فإنه يخير بين أدائها بعد الصلاة أو تأجيلها إلى ما بعد ارتفاع
الشمس ، لأن السنة قد ثبتت عن النبي صلى الله عليه وسلم بالأمرين جميعا، لكن
تأجيلها أفضل إلى ما بعد ارتفاع الشمس لأمر النبي صلى الله عليه وسلم بذلك ، أما
فعلها بعد الصلاة فقد ثبت من تقريره عليه الصلاة والسلام ما يدل على ذلك.
“Bila
seorang muslim terluputkan dari melakukan sunah fajar sebelum sholat subuh,
maka dia boleh melakukannya setelah setelah sholat atau menundanya sampai
terbit matahari. Dua pilihan ini ada dalilnya dari hadis Nabi shallallahu
alaihi wa sallam.
Akantetapi
menundanya sampai terbit matahari itu lebih afdol. Berdasarkan pada perintah
Nabi shallallahu alaihi wa sallam untuk melakukannya pada waktu tersebut.
Adapun melakukannya setelah sholat subuh, itu berdasarkan persetujuan beliau
‘alaisshalatu was salam.” (Majmu’ Fatawa, Ibnu Baz 11/373).
Wallahu’alam
bis showab.
Dijawab oleh Ustadz Ahmad Anshari
0 komentar:
Posting Komentar