Syukur Bukan Hanya Mengucapkan Alhamdulillah
Syukur yang tepat, bukan hanya pandai mengucapkan
alhamdulillah. Sudah semestinya, syukur itu diwujudkan dalam amalan.
Coba perhatikan ibarat syukur yang diungkapkan oleh Ibnul
Qayyim,
الشكر
يكون : بالقلب : خضوعاً واستكانةً ، وباللسان : ثناءً واعترافاً ، وبالجوارح :
طاعةً وانقياداً .
” مدارج السالكين ” ( 2 / 246 )
“Syukur itu
dengan hati, dengan tunduk dan merasa tenang. Syukur itu dengan lisan, dengan
memuji dan mengakui. Syukur itu dengan anggota badan, yaitu dengan taat dan
patuh pada Allah.” (Madarij As-Salikin, 2: 246)
Seorang
yang dikenal zuhud di masa silam, yaitu Abu Hazim menyatakan tentang bersyukur
dengan anggota badan adalah,
أن تكف عن المعاصي ، وتستعمل
في الطاعات
“Engkau
tahan anggota badanmu dari maksiat dan engkau gunakan dalam ketaatan pada
Allah.”
Abu Hazim
juga berkata,
وأما مَن شكر بلسانه ولم يشكر
بجميع أعضائه : فمثَلُه كمثل رجل له كساء فأخذ بطرفه ، فلم يلبسه ، فلم ينفعه ذلك
من البرد ، والحر ، والثلج ، والمطر ” .
“Siapa saja
yang bersyukur dengan lisannya, namun tidak bersyukur dengan anggota badan
lainnya, itu seperti seseorang yang mengenakan pakaian. Ia ambil ujung pakaian
saja, tidak ia kenakan seluruhnya. Maka pakaian tersebut tidaklah manfaat
untuknya untuk melindungi dirinya dari dingin, panas, salju dan hujan.” (Jami’
Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2: 84)
Semoga jadi
renungan berharga di pagi ini.
—
Oleh:lMuhammad Abduh Tuasikal, MSc
0 komentar:
Posting Komentar