Kesalahan dalam
Bersedekah (4)
Melanjutkan kesalahan dalam bersedekah. Kal ini adalah
serial terakhir. Ada dua kesalahan yang diangkat yaitu enggan bersedekah pada
waktu yang utama dan enggan bersedekah ketika miskin dan susah.
12- Tidak memanfaatkan kondisi, waktu dan tempat yang
utama untuk bersedekah
Ada beberapa waktu, kondisi atau tempat di mana sedekah
bisa berlipat ganda, seharusnya setiap orang perhatian dengannya:
a- Saat masa krisis, bencana dan kebutuhan hidup melilit.
Allah Ta’ala berfirman,
فَلَا
اقْتَحَمَ الْعَقَبَةَ (11) وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْعَقَبَةُ (12) فَكُّ رَقَبَةٍ
(13) أَوْ إِطْعَامٌ فِي يَوْمٍ ذِي مَسْغَبَةٍ (14)
“Tetapi dia
tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar. Tahukah kamu apakah jalan yang
mendaki lagi sukar itu? (yaitu) melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi
makan pada hari kelaparan.” (QS. Al Balad: 11-14). Memberi makan ada hari “dzi
masghobah”, maksudnya adalah pada masa kelaparan, ketika makanan menjadi
langka, di masa semua kebutuhan terfokus pada makanan. Lihat Tafsri Ath
Thobari, 15: 255.
b- Saat
peristiwa yang menakutkan seperti saat terjadi gerhana matahari atau saat
peperangan.
Dari
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ
آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ
لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا ،
وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا
“Sesungguhnya
matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah.
Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang.
Jika melihat gerhana tersebut, maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah,
kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.” (HR. Bukhari no. 1044 dan Muslim no.
901)
c- Sepuluh
hari pertama Dzulhijjah
Dari Ibnu
‘Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ
الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ ». يَعْنِى
أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ
اللَّهِ قَالَ « وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ
بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ
“Tidak ada
satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang
dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” Para
sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang
berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.“
(HR. Abu Daud no. 2438, At Tirmidzi no. 757, Ibnu Majah no. 1727, dan Ahmad no.
1968, dari Ibnu ‘Abbas. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.
Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai
syarat Bukhari-Muslim). Sedekah termasuk amalan yang baik yang dilakukan di
awal Dzulhijjah.
d- Bulan
Ramadhan
Dari Ibnu
‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله
عليه وسلم – أَجْوَدَ النَّاسِ بِالْخَيْرِ ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِى
رَمَضَانَ ، حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ ، وَكَانَ جِبْرِيلُ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ
– يَلْقَاهُ كُلَّ لَيْلَةٍ فِى رَمَضَانَ حَتَّى يَنْسَلِخَ ، يَعْرِضُ عَلَيْهِ
النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – الْقُرْآنَ ، فَإِذَا لَقِيَهُ جِبْرِيلُ –
عَلَيْهِ السَّلاَمُ – كَانَ أَجْوَدَ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ
“Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling gemar melakukan
kebaikan. Kedermawanan (kebaikan) yang beliau lakukan lebih lagi di bulan
Ramadhan yaitu ketika Jibril ‘alaihis salam menemui beliau. Jibril ‘alaihis
salam datang menemui beliau pada setiap malam di bulan Ramadhan (untuk
membacakan Al Qur’an) hingga Al Qur’an selesai dibacakan untuk Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam. Apabila Jibril ‘alaihi salam datang menemuinya, tatkala itu
beliau adalah orang yang lebih cepat dalam kebaikan dari angin yang
berhembus.” (HR. Bukhari no. 1902 dan
Muslim no. 2308).
Guru-guru
dari Abu Bakr bin Maryam rahimahumullah pernah mengatakan, “Jika tiba bulan
Ramadhan, bersemangatlah untuk bersedekah. Karena bersedekah di bulan tersebut
lebih berlipat pahalanya seperti seseorang sedekah di jalan Allah (fii
sabilillah). Pahala bacaaan tasbih (berdzikir “subhanallah”) lebih afdhol dari
seribu bacaan tasbih di bulan lainnya.” (Lihat Lathoif Al Ma’arif, Ibnu Rajab Al
Hambali, Al Maktab Al Islami, cetakan pertama, 1428 H, hal. 270.)
13- Tidak
bersedekah saat kekurangan
Dalam
hadits disebutkan,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَبَقَ دِرْهَمٌ مِائَةَ
أَلْفِ دِرْهَمٍ قَالُوا وَكَيْفَ قَالَ كَانَ لِرَجُلٍ دِرْهَمَانِ تَصَدَّقَ
بِأَحَدِهِمَا وَانْطَلَقَ رَجُلٌ إِلَى عُرْضِ مَالِهِ فَأَخَذَ مِنْهُ مِائَةَ
أَلْفِ دِرْهَمٍ فَتَصَدَّقَ بِهَا
Dari Abu
Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Satu dirham dapat mengungguli
seratus ribu dirham“. Lalu ada yang bertanya, “Bagaimana itu bisa terjadi wahai
Rasulullah?” Beliau jelaskan, “Ada seorang yang memiliki dua dirham lalu
mengambil satu dirham untuk disedekahkan. Ada pula seseorang memiliki harta
yang banyak sekali, lalu ia mengambil dari kantongnya seratus ribu dirham untuk
disedekahkan.” (HR. An Nasai no. 2527 dan Imam Ahmad 2: 379. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Nyatalah di
sini, sedekah dari orang miskin yang penuh kekurangan lebih utama dari sedekah
orang kaya yang hartanya melimpah.
Alhamdulillahilladzi
bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Selesailah sudah pembahasan
kesalahan-kesalahan dalam bersedekah. Moga dengan mengetahui hal ini sedekah
kita tidak jadi sia-sia.
Hanya Allah
memberi taufik dan petunjuk.
—
Oleh akhukum fillah: Muhammad Abduh Tuasikal,
MSc
Artikel Rumaysho.Com
0 komentar:
Posting Komentar