Manfaat Gerakan
Salat dan Ibadah Lain Bagi Kesehatan Tubuh
Informasi kesehatan ini sudah direview dan diedit oleh:
Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang
baru)Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)Klik untuk berbagi
di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka
di jendela yang baru)Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang
baru)Klik untuk berbagi di Line new(Membuka di jendela yang baru)Klik untuk
berbagi di BBM(Membuka di jendela yang baru)
Manfaat Gerakan Salat dan Ibadah Lain Bagi Kesehatan
Tubuh
Siapa bilang rajin beribadah cuma akan baik bagi
keselamatan dunia dan akhirat sekaligus menyegarkan hati dan jiwa? Ternyata ada
beberapa penelitian yang membuktikan bahwa semakin rajin Anda beribadah, tubuh
Anda juga akan menjadi semakin sehat.
Di Indonesia, agama yang paling banyak dianut adalah
Islam. Jadi mungkin kita bahas dulu sedikit tentang manfaat salat untuk
kesehatan tubuh kita, seperti dirangkum secara singkat dari KamusDokter.com di
bawah ini:
Memperlancar peredaran darah. Dalam salat ada gerakan
takbiratul ihram, di mana kita berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar
telinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah. Gerakan ini
memperlancar aliran darah dan juga getah bening, serta memperkuat otot lengan.
Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang dan membuat aliran darah kaya
oksigen menjadi lancar dan otot jadi tidak kaku.
Menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang.
Lewat gerakan rukuk, di mana kita seperti berlutut tetapi kepala lurus dengan
tulang belakang, kita mengurangi risiko terkena cedera atau sakit di punggung
dan pinggang berkurang. Lewat rukuk, kemih akan terlatih mencegah gangguan
prostat.
Memperlancar pencernaan. Saat i’tidal atau bangun dari
rukuk, gerakan ini melibatkan perut dan organ pencernaan lainnya, maka organ
pencernaan ini mengalami pemijatan dan pelonggaran sehingga kerjanya jadi lebih
lancar.
Aliran darah ke otak lebih baik. Saat bersujud, alias gerakan
yang seperti menungging tapi kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi menempel
di lantai secara bersamaan, aliran darah menuju otak meningkat, dan aliran
getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Lalu karena posisi jantung di
atas otak, darah yang kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak dan
mempengaruhi daya pikir seseorang. Efek ini juga terjadi dalam gerakan ibadah
agama Hindu, Vandanam, yaitu berbakti kepada Tuhan dengan jalan melakukan sujud
dan kebaktian. Karena ada gerakan sujud, maka aliran darah ke otak juga lebih
baik.
Menghilangkan nyeri. Saat duduk di antara dua sujud,
tubuh kita akan bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus
Ischiadius, yang membuat tubuh kita terhindar dari nyeri pangkal paha. Selain
itu, posisi duduk ini membuat kita terhindar dari masalah prostat.
Merelaksasi otot sekitar leher dan kepala. Saat melakukan
salam di akhir salat, otot di sekitar leher dan kepala akan lebih rileks dan
menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan ini bisa mencegah sakit kepala
dan menjaga kulit tetap kencang.
Kecerdasan meningkat. Menurut beberapa penelitian,
setelah salat kecerdasan kita bisa meningkat. Ini disebabkan gerakan sujud yang
memudahkan pasokan oksigen mengalir secara optimal. Menurut penelitian yang
dilakukan beberapa peneliti di Harvard University, Amerika Serikat, ini karena
posisi jantung yang berada di atas kepala, sehingga darah mampu mengalir dengan
sangat baik ke otak.
Studi membuktikan orang rajin ibadah lebih sehat
Secara umum, hampir setiap agama memiliki gerakan ritual
ibadah yang tidak jauh berbeda dengan yang sudah dijelaskan di atas. Akan
tetapi, manfaat ibadah ternyata lebih dari itu. Khususnya pada kesehatan mental
dan psikologi, seperti yang dipaparkan Harold Koenig, MD, profesor obat dan
psikiater dari Duke seperti dipaparkan di WebMD.com.
Menurut Koenig, yang juga penulis Handbook of Religion
and Health, sekitar 1.200 studi baru membuktikan efek-efek ibadah pada
kesehatan. Orang-orang yang rajin ibadah dapat hidup lebih lama dan juga lebih
sehat.
“Mereka terlihat tidak atau sangat jarang merokok dan
minum-minum,,” kata Koenig.
Faktanya orang-orang yang rajin beribadah jarang sakit,
berdasarkan hasil studi yang berbeda di universitas Duke, Dartmouth, dan Yale.
Berikut ini beberapa hasil penelitiannya:
Orang yang jarang ke gereja atau beribadah, ketika sakit
dan dirawat di rumah sakit akan memakan waktu rata-rata tiga kali lebih lama
dibandingkan orang yang rajin ke gereja.
Jantung seorang pasien yang jarang atau tidak pernah ke
gereja atau beribadah, 14 kali lebih terancam mati saat operasi.
Orang tua yang jarang atau tidak pernah ke gereja atau
beribadah 2 kali lebih berisiko terkena stroke, dibandingkan yang rajin.
Di Israel, orang-orang Yahudi yang religius memiliki
tingkat kematian lebih rendah 40% dari penyakit kardiovaskular dan kanker.
Koenig juga mengatakan, orang-orang yang lebih religius
lebih jarang mengalami depresi. “Dan ketika mereka merasa depresi, mereka bisa
sembuh dengan cepat dari depresi tersebut. Itu bisa memiliki konsekuensi bagi
kesehatan fisik dan kualitas hidup mereka,” paparnya.
Mungkin Anda yang belum merasakan dampaknya, bisa
langsung memulai ibadah Anda sesuai kepercayaan Anda masing-masing. Tidak cuma
membuat Anda lebih tenang, ternyata Anda juga lebih sehat secara lahir dan
batin.
Oleh Satria Perdana
0 komentar:
Posting Komentar