7 Keutamaan Menyambung Tali Silaturahmi dalam Islam
Islam adalah agama yang menganjurkan umatnya untuk
senantiasa berbuat baik. Amalan dalam islam tidak hanya berupa ibadah seperti
shalat baik shalat wajib maupun shalat sunnah. puasa, zakat dan sebagainya
melainkan juga tersenyum, dan menjalin tali silaturahmi. Menjalin silaturahmi
adalah salah cara mewujudkan ukhuwah islamiyah ( baca ukhuwah islamiyah
insaniyah dan wathaniyah) dan dapat
dilakukan dengan cara mengunjungi sanak keluarga dan saudara. Hikmah
Silaturahmi, Selain membuat orang lain yang kita kunjungi merasa senang,
silaturahmi memiliki banyak keutamaan . Berikut adalah keutamaan menyambung
tali silaturahmi dalam islam :
1 Merupakan konsekuensi iman kepada Allah SWT
Silaturahmi adalah tanda-tanda seseorang beriman kepada
Allah SWT ( baca manfaat beriman kepada Allah SWT dan fungsi Iman ) sebagaimana
dalam hadist yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra ia berkata: Rasulullah saw
bersabda:
” مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ
فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ, وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ
فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ “
“Barang
siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan
tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maha hendaklah
ia menyambung hubungan silaturahmi”
2.
Dipanjangkan umurnya dan diluaskan rizqinya
Orang yang
suka mengunjungi sanak saudaranya serta menjalin silaturhami akan dipanjangkan
umurnya dan diluaskan rezekinya. Sebagaimana hadist Rasullullah SAW yang berbunyi
” مَنْ أَحَبَّ أَنْ
يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“
“Barangsiapa
yang senang diluaskan rizqinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia
menyambung hubungan silaturahmi”
3.
Terhubung dengan Allah SWT
Menyambung
tali silaturahmi sama dengan menyambung hubungan dengan Allah SWT sebagaimana
disebutkan hadist yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra ia berkata
sesungguhnya Rasulullah saw bersabda:
” إَنَّ اللهَ خَلَقَ
الْخَلْقَ حَتَّى إِذَا فَرَغَ مِنْهُمْ قَامَتِ الرَّحِمُ فَقَالَتْ:هَذَا
مَقَامُ الْعَائِذُ بِكَ مِنَ الْقَطِيْعَةِ. قَالَ: َنعَمْ, أَمَا تَرْضَيْنَ
أَنْ أَصِلَ مَنْ وَصَلَكَ وَأَقْطَعَ مَنْ َقطَعَكَ؟ قَالَتْ: بَلَى. قَالَ:
فَذَلِكَ لَكَ ”
“Sesungguhnya
Allah swt menciptakan makhluk, hingga apabila Dia selesai dari (menciptakan)
mereka, rahim berdiri seraya berkata: ini adalah kedudukan orang yang
berlindung dengan-Mu dari memutuskan. Dia berfirman: “Benar, apakah engkau
ridha jika Aku menyambung orang yang menyambung engkau dan memutuskan orang
yang memutuskan engkau?” Ia menjawab: iya. Dia berfirman: “Itulah untukmu”
4. Penyebab
Masuk surga dan dijauhkan dari neraka
Balasan
orang yang menyambung tali silaturahmi adalah didekatkan dengan surga dan
dijauhkan dari api neraka. Sebagaimana yang tertera dalam hadist berikut ini :
” تَعْبُدُ اللهَ
وَلاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ
وَتَصِلُ الرَّحِمَ “
“Engkau
menyembah Allah swt dan tidak menyekutukan sesuatu dengan-Nya, mendirikan
shalat, menunaikan zakat, dan menyambung tali silaturahmi” (HR Bukhari dan
Muslim)
Dan dalam
satu riwayat:
” إِنْ تَمَسَّكَ
بِمَا أَمَرْتُهُ بِهِ دخَلَ َالْجَّنََّةَ “
“Jika dia
berpegang dengan apa yang Kuperintahkan kepadanya niscaya ia masuk surga.”
5.
Merupakan bentuk Ketaatan kepada Allah SWT
Menyambung
tali silaturahmi adalah salah satu hal yang diperintahkan oleh Allah SWT maka
dengan menjalankan perintahnya maka kita taat kepada Allah SWT. Menjalin
silaturahmi juga merupakan salah satu cara meningkatkan akhlak terpuji.
Allah swt
berfirman:
وَالَّذِينَ يَصِلُونَ
مَآأَمَرَ اللهُ بِهِ أَن يُوصَلَ وَيَخشَوْنَ رَبَّهُمْ وَيَخَافُونَ سُوءَ
الْحِسَابِ
“dan
orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya
dihubungkan, dan mereka takut kepada Rabbnya dan takut kepada hisab yang buruk”
(QS. Ar-Ra’d :21)
6.
Pahalanya seperti memerdekakan budak
Sebuah
hadist meriwatkan bahwa dari Ummul mukminin Maimunah binti al-Harits
radhiyallahu ‘anha, bahwasanya dia memerdekakan budak yang dimilikinya dan
tidak memberi kabar kepada Nabi saw sebelumnya, maka tatkala pada hari yang
menjadi gilirannya, ia berkata: Apakah engkau merasa wahai Rasulullah bahwa
sesungguhnya aku telah memerdekakan budak (perempuan) milikku? Beliau bertanya:
“Apakah sudah engkau lakukan?” Dia menjawab: Ya. Beliau bersabda:
” أَمّا إِنَّكِ لَوْ
أَعْطَيتِهَا أَخْوَالَكِ كَانَ أَعْظَمَ ِلأَجْرِكِ “
“Adapun
jika engkau memberikannya kepada paman-pamanmu niscaya lebih besar pahalanya
untukmu.”
7.
Bersedekah terhadap keluarga sendiri tidak seperti sedekah terhadap orang lain
Mengunjungi
sanak saudara dan bersedekah adalah salah satu perbuatan mulia dan memiliki
faedah yang besar. ( baca keutamaan bersedekah )Bersedekah kepada keluarga
lebih diutamakan daripada bersedekah kepada orang lain dan bisa menghindari dari
perbuatan riya. Bersedekah kepada keluarga dan orang lain kemudian
menceritakannya atau riya adalah salah satu dari hal-hal yang menghapus amal
ibadah sedekah tersebut,
Hal ini
dianjurkan kepada setiap umat muslim sebagaimana yang dijelaskan dalam hadist
dari Salman bin ‘Amir ra, dari Nabi saw beliau bersabda:
” الصَّدَقَةُ عَلَى
الْمِسْكِيْنِ صَدَقَةٌ وَعَلَى ذِي الرَّحِمِ اثْنَتَانِ: صَدَقَةٌ وَصِلَةٌ
“
“Sedekah
terhadap orang miskin adalah sedekah dan terhadap keluarga sendiri mendapat dua
pahala: sedekah dan silaturahmi.” (HR Tirmidzi)
Demikian
pula dengan hadits Zainab ats-Tsaqafiyah radhiyallahu ‘anha, istri Abdullah bin
Mas’ud ra, ketika ia pergi dan bertanya kepada Nabi saw: Apakah boleh dia
bersedekah kepada suaminya dan anak-anak yatim yang ada dalam asuhannya? Maka
Nabi saw bersabda:
” لَهَا أَجْرَانِ:
أَجْرُ الْقَرَابَةِ وَأَجْرُ الصَّدَقَةِ “
“Untuknya
dua pahala, pahala kekeluargaan dan pahala sedekah.” (HR Bukhari dan Muslim)
Meskipun
silaturahmi memiliki banyak keutaam tidak sedikit orang yang meninggalkannya.
Menyepelekan bersilaturahmi bukanlah hal yang baik. Meskipun orang yang kita
kunjungi berbuat zhalim, melakukan fitnah ( baca larangan fitnah dalam islam
)atau memiliki sifat sombong kepada kita
namun tetap saja kita harus menjalin tali silaturahmi yang baik
sebagaimana yang disebutkan dalam hadist berikut :
Dan dari
‘Uqbah bin ‘Amir ra aku berkata: Ya Rasulullah, ceritakanlah kepadaku tentang
amalan yang utama, maka beliau bersabda:
” صِلْ مَنْ قَطَعَكَ
وَأَعْطِ مَنْ حَرَمَكَ وَأَعْرِضْ عَمَّنْ ظَلَمَكَ “
“Sambunglah
orang yang memutuskan (hubungan dengan)mu, berilah kepada orang yang tidak
memberi kepadamu, dan berpalinglah dari orang yang berbuat zalim kepadamu” (HR
Ahmad)
Orang yang
memutuskan silaturahmi tidak hanya berdosa besar melainkan juga akan diberikan
ganjaran sebagaimana yang hadist berikut :
” اَلرَّحِمُ
مُعَلَّقَةٌ بِالْعَرْشِ تَقُوْلُ: مَنْ وَصَلَنِي وَصَلَهُ اللهُ وَمَنْ
قَطَعَنِي قَطَعَهُ اللهُ “
“Rahim
bergantung di Arys seraya berkata: Barangsiapa yang menyambung hubunganku
niscaya Allah swtmenyambungnya, dan barangsiapa yang memutuskan aku niscaya
Allah swt memutuskan hubungan dengannya” (HR Bukhari dan Muslim)
” مَا مِنْ ذَنْبٍ
أَحْرَى أَنْ يُعَجِّلَ اللهُ لِصَاحِبِهِ الْعُقُوْبَةَ فِي الدُّنْيَا مَعَ مَا
يُدَّخَرُ لَهُ فِي اْلآخِرَةِ مِنَ الْبَغْيِ وَقَطِيْعَةِ الرَّحِمِ
“
“Tidak ada
dosa yang Allah swt lebih percepat siksaan kepada pelakunya di dunia, serta
yang tersimpan untuknya di akhirat selain perbuatan zalim dan memutuskan tali
silaturahmi” (HR Tirmidzi)
Dan
diriwayatkan bahwa orang yang memutuskan tali silaturahmi, amalannya tidak akan
diterima, dari Abu Hurairah ra ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw
bersabda:
” إِنَّ أَعْمَالَ
بَنِي آدَمَ تُعْرَضُ كُلَّ خَمِيْسٍ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ فَلاَ يُقْبَلُ عَمَلُ
قَاطِعِ رَحِمٍ “
“Sesungguhnya
amal ibadah manusia diperlihatkan setiap hari Kamis malam Jum’at, maka tidak
diterima amal ibadah orang yang memutuskan hubungan silaturahmi” (HR Ahmad)
Abdullah
bin Abi Aufa ra, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda:
” لاَ تَنْزِلُ
الرَّحْمَةُ عَلَى قَوْمٍ فِيْهِمْ قَاطِعُ رَحِمٍ “
“Rahmat
tidak akan turun kepada kaum yang padanya terdapat orang yang memutuskan tali
silaturahmi” (HR Muslim
Dan orang
yang memutuskan tali silaturahmi terancam tidak bisa masuk surga, dari Abu
Muhammad Jubair bin Muth’im ra, dari Nabi saw beliau bersabda:
” لاَ يَدْخُلُ
الْجَنَّةَ قَاطِعٌ “
“Tidak akan
masuk surga orang yang memutuskan (silaturahmi)” (HR Bukhari dan Muslim)
Demikianlah
keutamaan menyambung tali silaturahmi dan ganjaran yang kita peroleh jika
melakukannya ataupun meninggalkannya. Islam mengajarkan kita untuk selalu
meiliki akhlak terpuji dan beramal shaleh. mengunjungi sanak saudara dan
menjaga lisan sangatlah diutamakan karena bahaya lidah sangatlah besar. Semoga
kita senantiasa mendapat hidayah Allah
SWT dan terhindar dari siksa di hari kiamat ( baca juga ciri-ciri akhir
zaman dan tanda-tanda kiamat)
0 komentar:
Posting Komentar