10 Ciri Hati yang
Sehat
Jika memasuki waktu sholat, kecemasan dan kesedihannya
terhadap dunia menjadi lenyap, ia betul-betul keluar dari dunia dan menemukan
ketenangan dan kebahagiaan dalam sholat
10 Ciri Hati yang Sehat
APAKAH hati kita sehat? Ternyata Ibn Qayyim Al-Jauziyah
dalam kitabnya “Ighatsatul Lahfan min Mashayidisy Syaithan” memberikan paparan
lengkap, termasuk ciri-ciri, apakah hati kita sehat, sakit atau telah mati.
Sayangnya terhadap perkara hati, banyak manusia kurang
perhatian. Sangat berbeda dengan perkara fisik. Setitik jerawat di wajah saja,
langkah untuk mengobatinya sedemikian luar biasa. Namun, sekali lisan kita
merendahkan sesama, menjatuhkan kehormatannya, sama sekali diri tak merasa hati
sedang dalam masalah.
Padahal, noda yang dibiarkan terus menutupi kejernihan
hati akan berdampak pada buruknya pemikiran dan perbuatan. Oleh karena itu
sangat penting bagi setiap Muslim mengenali ciri-ciri hati yang sehat. Menurut
Ibn Qayyim Al-Jauziyah, ciri-cirinya ada 10 macam.
Pertama, hati yang sehat lebih menyukai hal yang bisa
memberi manfaat dan kesembuhan daripada terhadap hal yang membahayakan dan
menyakitkan, sedangkan hati yang sakit sebaliknya. Untuk itu, mesti
dipahami bahwa makanan yang baik bagi hati adalah iman, sedangkan obat terbaik
baginya adalah Al-Qur’an. Dan, keduanya (iman dan Al-Qur’an) sama-sama
mengandung gizi dan obat sekaligus.
Kedua,menjauhi dunia dan menempatkan diri di
akhirat, sehingga seakan-akan merupakan salah satu putra dan penghuni
akhirat yang datang ke dunia sebagai perantau yang mengambil sekedar
kebutuhannya saja, kemudian kembali ke negeri asalnya.
Hal ini didasarkan pada hadits Nabi, “Jadilah di dunia
ini seakan-akan dirimu adalah orang asing atau orang yang singgah dalam
erjalanan. Dan anggaplah dirimu sebagai seorang ahli kubur.” (HR. Bukhari).
Kemudian, Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karamallahu Wajhah
berkata, “Dunia telah beranjak pergi, sedangkan akhirat telah beranjak datang
dan masing-masing memiliki anak-anak. Maka, jadilah anak-anak akhirat, jangan
menjadi anak-anak dunia, karena hari ini adalah masa beramal, bukan masa
berhitung, sedangkan esok adalah masa berhitung, bukan masa beramal.”
Ketiga, senantiasa memacu pemiliknya ber-inabah dan
tunduk kepada Allah Ta’ala. Hatinya senantiasa diajak untuk nikmat dalam
mengingat Allah, sebab hanya dengan mengingat Allah semata, hati akan tenteram.
ٱلَّذِينَءَامَنُواْوَتَطۡمَٮِٕنُّقُلُوبُهُمبِذِكۡرِٱللَّهِۗأَلَابِذِڪۡرِٱللَّهِتَطۡمَٮِٕنُّٱلۡقُلُوبُ
“(yaitu)
orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS.
Ar-Ra’d [13]: 28).
Imam Abu
Husain Waraq berkata, “Kehidupan hati terletak pada mengingat Yang Mahahidup
dan Yang tidak akan mati, kehdiupan yang bahagia adalah kehidupan bersama Allah
Subhanahu wa Ta’ala semata.
Keempat, tidak
berhenti mengingat Allah, tidak bosan berbakti kepada-Nya serta tidak
merasakan kebahagiaan dengan selain-Nya kecuali dengan orang yang membimbing
dan mengingatkan kepada-Nya, serta mengajari hal ini.
Kelima, apabila
terlewatkan dari wiridnya, ia merasakan kepedihan yang melebihi kepedihan
orang rakus yang kehilangan hartanya.
Keenam, merindukan kebakitan sebagaimana orang lapar yang merindukan makanan dan
minuman.
Ketujuh, apabila memasuki waktu sholat, kecemasan dan kesedihannya terhadap dunia
menjadi lenyap, ia betul-betul keluar dari dunia dan menemukan ketenangan
dan kebahagiaan dalam sholat tersebut.
Kedelapan, hanya Allah satu-satunya perhatian dalam hidupnya.
Kesembilan, pelit
terhadap waktu agar tidak berlaku sia-sia, melebihi kepelitan orang yang
paling pelit terhadap hartanya.
Kesepuluh, senantiasa
memperhatikan perbaikan amal, melebihi perhatiannya terhadap amal itu sendiri.
Ia berkeinginan kuat untk merealisasikan keikhlasan dan mutaba’ah (mengikuti
sunnah Rasul). Selain itu, ia tetap menyadari karunia Allah di dalamnya dan
kekurangannya dalam memenuhi hak Allah.
Demikian
itulah ciri-ciri hati yang sehat, yang tidak bisa disaksikan kecuali oleh hati
yang sehat pula. Hati yang kelak akan dipanggil dengan ridha dari Allah Ta’ala.
يَـٰٓأَيَّتُہَاٱلنَّفۡسُٱلۡمُطۡمَٮِٕنَّة
ٱرۡجِعِىٓإِلَىٰرَبِّكِرَاضِيَةً۬مَّرۡضِيَّةً۬
“Hai jiwa
yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi
diridhai-Nya.” (QS. Al-Fajr [89]: 27-28).
Ayat di
atas sangat baik jika diulang-ulang dalam keseharian kita, agar tumbuh
kesadaran dan motivasi untuk mengamalkan apa yang menjadikan hati sehat,
sehingga Allah kelak memanggil kita dengan ridha-Nya yang sangat luar biasa.
Semoga Allah menolong kita semua, sehingga sepanjang hayat hati kita senantiasa
dalam kondisi terbaiknya (sehat).*
Rep: Imam Nawawi
Editor: Cholis Akbar
0 komentar:
Posting Komentar