Adab membaca Al
Quran digital
Pendahuluan
al qur'an
Artikel kami kali ini adalah tentang “Adab membaca
Al-Qur’an digital”. karena seperti kita ketahui bersama seiring kemajuan
teknologi yang semakin pesat terutama kemajuan dibidang komunikasi visual dan
utamanya kemajuan di bidang elektronika beserta aplikasi [sofware] yang ada
didalamnya, seiring itu banyak kini dapat kita jumpai Al-Qur’an dalam bentuk
“Mushaf digital” atau aplikasi Al-Qur’an dalam bentuk digital. Terbukti kini
marak Al-qur’an dapat kita jumpai dalam bentuk aplikasi pada barang elektronika
seperti pada komputer (software “Al-qur’an digital”), pada barang elektronik
android dapat pula kita jumpai aplikasi Al-Qur’an, dalam i-pad dapat pula kita
jumpai aplikasi Al-Qur’an, bahkan dalam handphone banyak pula dapat kita jumpai
berbagai macam aplikasi Al-Qur’an.
ya…. Al-Qur’an mushaf digital bagaimana islam menanggapi
hal demikian, dan bagaimana adab kita dalam membaca Al-Qur’an digital. Inilah
yang hendak kami bahas kali ini. Namun sebelum itu, alangkah lebih baiknya
bila terlebih dahulu kita lihat Artikel
yang telah dipublikasikan oleh saudara kita dengan judul “Adab mambaca
Al-Qur’an”
Adab membaca Al-Qur’an
QURAN Seperti telah mafum kita ketahui bersama bahwa
Al-Qur`an adalah kalamullah, firman Allah SWT yang diturunkan kepada nabi kita
Muhammad s.a.w selama kurang lebih 23 tahun, yang diturunkan secara berangsur-angsur.
Tidak main-main perkataan Allah ini dan tidak akan ada makhluk Allah yang dapat
menyaingi ilmu-Nya untuk dapat membuat kitab serupa dengan Al Qur’an. Hal ini
karena Allah Ta’ala telah menurunkan Al Qur’an kepada Rasulullah s.a.w sebagai
salah satu mukjizat Nabi dan sebagai pedoman bagi kita, umatnya, untuk
menjalani kehidupan yang fana di dunia ini hingga akhir zaman. Berinteraksi
aktif dengan al-Qur`an, menjadikannya sebagai sumber inspirasi, berpikir dan
bertindak maka dari itu merupakan suatu kewajiban bagi seorang muslim agar isi
dari Al Qur’an tetap terjaga sejak zaman Rasulullah hingga saat ini.
Namun, bagaimana seharusnya sikap kita dalam membaca
Al-Qur’an? Berikut akan dibahas beberapa adab dalam membaca Al-Qur’an.
Diutamakan bagi orang yang membaca Al-Qur’an dalam
keadaan suci. Jika tidak menemukan air maka dianjurkan untuk bertayamum.
Membaca Al-Qur’an disunahkan di tempat yang bersih dan
terpilih. Justru, sejumlah ulama menganjurkan membaca Al-Qur’an di masjid
karena ia meliputi kebersihan dan kemuliaan. Para sahabat meriwayatkannya dari
Abu Hanifah r.a Asy-Sya’bi berkata, makruh membaca Al-Qur’an di tiga tempat: Di
tempat mandi, tempat buang air dan tempat penggilingan gandum.
Diutamakan bagi pembaca Al-Qur’an di luar sembahyang
supaya menghadap kiblat. Hendaknya dia duduk dengan khusyuk dan tenang sambil
menundukkan kepalanya. Dibolehkan baginya membaca sambil berdiri atau berbaring
atau di tempat tidurnya atau dalam keadaan lainnya dan dia mendapat pahala,
akan tetapi nilainya kurang daripada membaca al Qur’an dengan duduk.
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,“Sesungguhnya dalam
penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda (keagungan Allah s.w.t) bagi orang-orang yang berakal. (Yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah s.w.t sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan Bumi…”
(QS Ali-Imran 3:190-191)
Jika hendak mulai membaca Al-Qur’an, maka dia memohon
perlindungan dengan mengucapkan ta’awwudz, yaitu: A’uudzu billaahi
minasy-syaithaanir rajiim (Aku Berlindung kepada Allah s.w.t dari Syaitan yang
terkutuk. Kemudian, sesungguhnya ta’awwudz itu mustahab (disunahkan) dan bukan
wajib, serta selalu membaca basmalah pada awal setiap surah selain Surat At Taubah
karena sebagian besar ulama mengatakan, ia adalah ayat, sebab ditulis di dalam
Mushaf. Jika tidak membaca basmalah, maka dia meninggalkan sebagian Al-Qur’an
menurut sebagian besar ulama.
Berusaha untuk menangis ketika membaca Al-Qur’an. Allah
berfirman: “Dan mereka menyungkurkan wajah mereka sambil menangis dan mereka
bertambah khusyuk.” (QS Al-Israa 17:109).
Dari Rasulullah SAW beliau berkata,” Sesungguhnya
Alqur’an turun dengan kesedihan, maka apabila kamu membacanya hendaklah sambil
menagis. Jika engkau tidak bisa menangis maka berusahalah untuk menangis dan
melagukannya (menyenandungkannya). Barangsiapa yang tidak melagukan bacaan Al
Qur’an maka tidak termasuk golongan kami. (HR. Ibnu Majah)
Diriwayatkan dari Abu Shahih, katanya: Beberapa orang datang
dari Yaman menemui Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. mereka membaca Al-Qur’an dan
mereka menangis. Kemudian Abu Bakar berkata: “Demikianlah keadaan kami jika
membaca Al-Quran.”
Jika mulai membaca, hendaklah bersikap khusyuk dan
merenungkan maknanya ketika membaca. Allah Azza wa jalla berfirman: “Ini adalah
suatu Kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkat supaya mereka
memperhatikan ayat-ayatnya…” (QS Shaad 38:29)
Anjuran mengulang-ulang ayat untuk direnungkan. Dalam
suatu hadis Riwayat Nasa’I dan Ibnu Majah mengatakan, “Nabi s.a.w
mengulang-ulangi satu ayat sehingga pagi.” Ayat itu adalah:”Jika Engkau siksa
mereka, sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu” (Q.S Al-Maidah: 118)
Hendaklah membaca Al-Qur’an dengan tartil.
Allah berfirman:
“Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan tartil.” (QS Al-Muzzammil 73:4)
Diutamakan jika melalui ayat yang mengandung rahmat agar
memohon kepada Allah s.w.t dan apabila melalui yang mengandung siksaan agar
memohon perlindungan kepada Allah s.w.t dari kejahatan dan siksaan.
Hal yang perlu diperhatikan dan amat ditekankan adalah
memuliakan Al- Qur’an dari hal-hal yang kadang-kadang diabaikan oleh sebagian
orang yang lalai ketika membaca bersama-sama. Diantaranya menghindari tertawa,
berbuat bising dan bercakap-cakap di tengah pembacaan, kecuali perkataan yang
perlu diucapkan. Hendaklah dia mematuhi firman Allah s.w.t:
“Dan apabila
dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik dan perhatikanlah dengan
tenang agar kamu mendapat rahmat.” (QS Al-A’raf 7:204)
Tidak boleh membaca Al-Qur’an dengan selain bahasa Arab.
Membaca menurut tertib mushaf. Para ulama berkata:
“Pendapat yang lebih terpilih adalah membaca menurut tertib Mushaf, maka dia
baca Al-Fatihah, kemudian Al-Baqarah, kemudian Ali Imran, dan seterusnya.
Kecuali sesuatu yang telah ditentukan dalam syarak yang merupakan pengecualian,
seperti sembahyang Hari Raya, shalat dhuha dan lainnya.
Anjuran membaca Al-Qur’an oleh jemaah secara
bersama-sama. Diriwayatkan dari Abu Hurairah dan Abu Said Al-Khudri ra dari
Nabi saw bahawa Baginda bersabda: “Tidaklah suatu kaum menyebut nama Allah swt
bersama-sama,kecuali mereka dikelilingi oleh para malaikat, diliputi rahmat dan
turun ketenangan ke atas mereka serta Allah swt menyebut mereka di antara para
malaikatnya di sisi-Nya.” (Riwayat Tirmidzi dan dia berkata, hadith ini hasan
shahih)
Membaca Al-Qur’an dengan suara kuat. Tilawah disunnahkan
mengeraskan suara, karena itu adalah syiar Islam. Kalau keadaan tidak
memungkinkan untuk bersuara keras, maka lebih baik Anda mentadabburi Alqur’an.
Perlu diperhatikan pula etika lainnya dalam bertilawah sesuai hadits yang
diriwayatkan dari Sa’ad bin Abi Waqqash ra.
“Yang termasuk sebagus-bagusnya suara adalah (dengan) membaca
Al-Qur’an yang apabila kamu mendengarkan ia membacanya, kamu akan menduga ia
takut kepada Allah.”(HR. Ibnu Majah)
Menyenandungkan Al-Qur’an tentu harus memperhatikan
setiap ayatnya. Termasuk darri adab tilawah, yakni menjaga hukum-hukum tajwid,
tentunya menyenandungkan dan bertilwah dengan menjaga adab-adab ini akan sulit
dipenuhi bila tilawah kita sangat lirih.
[sumber Artikel]
Al-Qur’an Mushaf digital serta adab kita dalam membaca
Al-Qur’an digital
alquran mushaf digitalAl-Qur’an mushaf digital, Seperti
contoh pada gambar sebelah kiri yang telah kami tampilkan. Disana [sebelah atas
pada gambar] adalah sebuah aplikasi Al-Qur’an yang terdapat pada sebuah barang
elektronik atau lebih tepatnya alat komunikasi atau Al-Qur’an pada i-Phone,
iPod touch, iPad. sedangkan gambar bagian bawah, adalah masih aplikasi
Al-Qur’an yang terdapat dalam PC. Maka Al-Qur’an yang demikian itulah yang
dinamakan Al-Quran Mushaf digital, dinamakan demikian karena tulisan /mushaf
Al-Qur’an berada dalam kondisi digital. Lantas bagaimana adab kita dalam
menghadapi dan membaca Al-Qur’an mushaf digital…!?
Sesungguhnya baik itu Al-Qur’an mushaf digital ataupun
Al-Qur’an mushaf utsmani [Al-Qur’an dalam bentuk tulisan-tulisan seperti
tercetak dalam lembaran-lembaran kertas hingga berbentuk Kitab /buku].
Al-Qur’an tetap saja Al-Qur’an dimana kedua mushaf tersebut adalah sama-sama
berisi firman-firman Allah. Maka sikap kita dalam menghadapi mushaf digital
tersebut pun tidak boleh jauh berbeda dengan sikap kita kala menghadapi
Al-Qur’an mushaf utsmani yaitu saat ketika kita membuka kitab suci Al-Qur’an.
Dimana adab saat kita menghadapi ayat-ayat suci Al-Qur’an senantiasa kita harus
dalam keadaan bersih serta dilihat /dibaca pada tempat yang bersih pula.
Hikayat /cerita singkat : Pernah suatu ketika dalam
sebuah pengajian tilawatil Qur’an kami kedapati hal yang unik, dimana hampir
kesemua jama’ah pada waktu itu membawa kitab suci Al-Qur’an, dan ketika
Qiro’atul Qur’an saat itu hendak dimulai, jama’ah pun membuka kitab suci
Al-Qur’an surah yang hendak dibaca pada waktu itu. Namun ada satu jama’ah yang
berbeda, dimana jama’ah yang satu ini pada saat itu malah mengeluarkan sebuah
i-pad dan membuka sebuah aplikasi Al-Qur’an yang ada didalamnya. atas
tindakannya yang cukup unik ini, menimbulkan satu pertanyaan, SAH kah ia atas
tindakannnya tersebut,..!? insya Allah atas apa yang ia lakukan dengan membaca
Al-Qur’an yang terdapat pada aplikasi i-Pad adalah SAH, namun alangkah lebih
baiknya bila membaca Al-Qur’an dalam kondisi demikian adalah menghindari
membaca Al-Qur’an yang terdapat pada sebuah aplikasi pada benda elektronik,
karena atas hal demikian siapa tahu saja dapat menganggu konsentrasi para
jama’ah lainnya [khususnya bila ketika Qiro muncul panggilan dari i-Pad
tersebut] dan selain dari pada itu membaca Al-Qur’an digital pada kondisi
tersebut pun di khawatirkan atas hal yang tak teduga contohlah manakala sedang
khusyu membaca Al-Qur’an digital, tiba-tiba iPad mati karena kehabisan power
baterai pada iPad dan apa hendak dibaca bila demikian. Maka dalam kondisi
demikian, membaca Al-Qur’an dalam bentuk tulisan secara tercetak seperti dalam
kitab suci Al-Qur’an adalah lebih utama daripada membaca Al-Qur’an dalam bentuk
digital yang terdapat pada aplikasi barang elektronika. [Wallahu a’lam bishowab]
Aplikasi Al-Qur’an Mushaf utsmani in tablet PC
aplikasi alquran in tablet pcBahkan dewasa ini, di jaman
penggunaan PC yang semakin pesat, lahir sebuah PC dalam bentuk tablet atau yang
biasa kita kenal dengan nama “Tablet
PC“. dengan berat yang hanya beberapa ratus gram, layar yang cukup lebar yakni
sekitaran lebih dari 8 inch, dan aplikasi yang cukup mempuni [SMS, telphone,
internet] dan daya tahan baterai yang cukup lama serta ditunjang dengan basic
operation touchscreen [Layar sentuh] membuat banyak orang ingin memilikinya.
Terlepas dari pada itu, pernah suatu ketika saya pribadi
melihat aplikasi Al-Qur’an dengan aturan selayaknya Al-Qur’an mushaf utsmani
terdapat pada tablet PC. Seperti pada gambar disamping.
Dimana ciri-ciri singkat mushaf utsmani adalah sebagai
berikut :
Juz = 30
Surat = 114
Ayat = 6236
Jumlah Baris = 18
Manzil = 7
Halaman per-Juz =
16, kecuali Juz 1 & Juz 30
Setiap awal Juz dicetak tebal.
Judul Surat Yang Hanya berada pada 1 Baris
Jumlah seluruh halaman
= 484 (dari 2 s /d 485)
….., dan ciri-ciri mushaf utsmani tersebut kami ketemukan
dalam Aplikasi Al-Qur’an di tablet PC.
Kendati pun telah sedemikian rupa Al-Qur’an digital
tetaplah Al-Qur’an digital, namun diantara keduanya baik Al-Qur’an digital
ataupun Al-Qur’an mushaf utsmani yang tertuang dalam bentuk kitab suci
Al-Qur’an dalam segi fungsi keduanya adalah sama yakni sebagai bacaan yang mana
berisi firman-firman Allah subhanahu wa ta’alla. Maka selayaknya pun adab kita
ketika menghadapi /membaca Al-Qur’an adalah dengan beradab sopan dan pula baik.
Kesimpulan
Agar semakin memperjelas pada topik kita kali ini yaitu
tentang “Adab membaca Al-Qur’an digital”, maka mari sama-sama kita tarik
beberapa kesimpulan sederhana, diantaranya :
Benar memang untuk
“adab membaca Al-Qur’an digital” memanglah tidak di terangkan secara
terperinci di dalam Al-Qur’an atau pun Al-Hadits, mengingat hal ini adalah hal
baru dan belum ada pada jaman Rasulullah. Karenanya untuk hal seperti demikian
ini [Qiyas] kita pergunakan ijma’ atau kesepakatan para ulama.
Adalah BOLEH dan SAH hukumnya membaca Al-Qur’an mushaf
digital (membaca Al-Qur’an dari handphoe, i-pad, i-Pod or PC).
Point-2 : Adalah BAIK membaca Al-Qur’an Mushaf digital,
apabila etikanya atau adab membaca al-qur’an digital disamakan ketika kita
membaca kitab suci Al-Qur’an (seperti yang sudah diterangkan diatas tentang
“adab membaca Al-Qur’an”).
Baca Al-Qur’an dalam keadaan bersih. (bersih diri [tidak
dalam keadaan haid untuk wanita] dan [tidak dalam keadaan mabuk contoh untuk
pria])
Baca Al-Qur’an dalam keadaan bersih. (bersih tempatnya,
jauh dari perkara najis)
Baca Al-Qur’an dalam keadaan diri berbusana baik dan
bersih.
Point-3 : Adalah LEBIH BAIK lagi, bila membaca Al-Qur’an
(digital atau kitab suci al-qur’an) dengan menerapkan poin-poin yg terdapat
pada poin ke-2 diatas. dan ditambah lagi membaca al-qur’an dengan arti
/terjemahannya.
Point-4 : Adalah SANGAT BAIK lagi, bila membaca Al-Qur’an
(digital atau kitab suci al-qur’an) dengan menerapkan poin-poin yg terdapat
pada poin ke-3 dan ke-2 diatas. ditambah dengan sikap kita yang senantiasa
berusaha memahami atas apa-apa yang telah dibaca.
Adalah HAL YANG PALING UTAMA, bila kita telah mampu
menerapkan point ke-4, ke-3, ke-2. ditambah kita berusaha mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Sehingga menjadikan kita berakhlaq lebih baik dari pada
hari sebelumnya.
Jangan karena membaca Al-Qur’an dalam bentuk aplikasi
/software atau membaca Al-Qur’an digital lantas kita menyepelekan dengan tidak
meng’iddahkan adab-adab dalam membaca Al-Qur’an. Karena Al-Qur’an adalah bacaan
yang suci berisi firman-firman Allah yang mana atas karenanya kita dianjurkan
untuk mensucikannya (berperilaku baik dan santun dihadapan Ayat-Ayat-Nya)
Demikian Mungkin artikel kami kali ini tentang “Adab
membaca Al-Qur’an digital”. Mohon maaf bila banyak salah dan jauh dari
sempurna. Mengingat Hanya Allah Dzat Yang Maha Benar lagi Maha Sempurna.
Wabillahi taufiq wal hidayah
Wassalamu’alaikum Wa’rahmatullahi Wa’barakatuh
0 komentar:
Posting Komentar