15 Amalan Penghapus Dosa Besar Menurut Islam
Sebagai manusia, pasti kita tidak akan luput dari
kesalahan dan dosa. Setiap hari pasti ada saja kekhilafan yang kita lakukan
yang menimbulkan bertambahnya dosa-dosa kita. Hal ini membuat dosa kita setiap
hari pasti semakin banyak, jika kita tidak melakukan apa-apa untuk
menghapusnya. Bahkan, mungkin di antara banyaknya dosa yang kita lakukan ada di
antaranya yang termasuk dosa besar, dimana dosa besar ini tentu lebih sulit
untuk menghapusnya.
Menyadari hal ini, kita harus berusaha untuk terus
berbuat baik dan menjalankan perintah Allah sekaligus menjauhi larangannya,
serta senantiasa berusaha menghapus dosa-dosa kita yang telah lalu, baik dosa
besar dan dosa kecil. Berikut ini akan dibahas 17 amalan penghapus dosa besar
yang bisa kita lakukan sebagai bentuk usaha kita menjadi manusia yang terbaik
amalannya.
Selalu bertaubat
Meski kita tahu bahwa kita sering khilaf berbuat salah
dan dosa, jangan sampai kita merasa putus asa dan berdiam diri dari memohon
ampunan kepada Allah. Dalam firman Allah di surat Az Zumar ayat 53,
“Katakanlah: ‘Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka
sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah
mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang”. (Baca juga: Taubatan Nasuha)
Berhenti melakukan perbuatan dosa besar
Setelah bertobat, tentu kita harus saat itu juga berjanji
dan bersungguh-sungguh berhenti melakukan perbuatan yang mengakibatkan dosa
besar. Dengan cara ini kita berusaha meminimalisir bertambahnya dosa-dosa besar
dalam hitungan amal kita.
Dalam al Quran surat an Nisa ayat 145-146, Allah
subhanahu wa ta’ala berfirman, “Sesungguhnya orang-orang munafik itu
(ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu
sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka. Kecuali
orang-orang yang taubah dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada
(agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka,
mereka itu adalah bersama-sama orang-orang yang beriman dan kelak Allah akan
memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar”.
Istighfar
Dalam hadis Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
yang diriwayatkan oleh Muslim, “Jika seorang hamba berbuat dosa, lalu ia
berkata: Wahai Rabbku, aku betul-betul telah berbuat dosa, ampunilah aku.
Rabbnya menjawab, “Hamba-Ku telah mengetahui bahwa ia memiliki Rabb yang Maha
Mengampuni dosa dan menhukumi setiap dosa. Aku telah mengampuni hamba-Ku.” Kemudian
ia berbuat dosa lainnya, lantas ia pun mengatakan pada Rabbnya, “Wahai Rabbku,
aku betul-betul telah berbuat dosa lainnya, ampunilah aku.” Rabbnya menjawab,
“Hamba-Ku telah mengetahui bahwa ia memiliki Rabb yang Maha Mengampuni dosa dan
menhukumi setiap dosa. Aku telah mengampuni hamba-Ku. Lakukanlah sesukamu
(maksudnya: selama engkau berbuat dosa lalu bertaubat, maka Allah akan
mengampunimu, pen).” Kemudian ia pun melakukan dosa lain yang ketiga atau
keempat”. (Baca juga: Zikir Harian Nabi Muhammad SAW)
Dari hadis di atas, maka hendaknya kita selalu memohon
ampun kepada Allah dan menyadari bahwa apa yang kita lakukan adalah hal yang
berdosa. Meski begitu, kita harus berusaha untuk menjaga diri untuk tidak lagi
mengulangi dosa yang sama.
Berbuat amal kebaikan
Dengan kita berbuat amal kebaikan, tentu kita akan
menambah hitungan pahala sebagai bekal kita di akhirat kelak. Selain itu,
ternyata amal kebaikan juga bisa menjadi pelebur dosa-dosa kita yang telah
lalu. Hal ini tertuang dalam firman Allah subhanahu wa ta’ala, “Dan dirikanlah
sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada baagian
permulaaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu
menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk” (QS. Huud : 114)
Do’a orang beriman satu sama lain, seperti pada sholat
jenazah
Dari ‘Aisyah dan Anas bin Malik, Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang mayit dishalati oleh
sekelompok kaum muslimin yang jumlahnya hingga 100 orang, maka mereka semua akan
memberikan syafa’at pada mayit tersebut” (HR. Muslim no. 947 dan An Nasai no.
1991).
Selain itu, pada hadis lainnya, “Tidaklah seorang muslim
meninggal dunia lalu ia dishalati (dengan shalat jenazah) oleh 40 orang di mana
mereka tidak berbuat syirik kepada Allah dengan sesuatu apa pun melainkan orang
yang dishalati tadi akan mendapatkan syafa’at dari mereka”.
Dari dua hadis di atas, kita harus memahami bahwa ampunan
bagi orang mukmin yang bertakwa tidak hanya berlaku untuk dosa-dosa kecil yang
dia lakukan. Melainkan, dosa-dosa besarnya pun juga akan diampuni oleh Allah.
Dari hadis itu juga kita bisa mengetahui bahwa doa bisa menjadi sebab datangnya
ampunan bagi orang yang meninggal.
Amalan kebaikan untuk orang yang meninggal
Amalan baik yang diniatkan dilakukan untuk seseorang yang
sudah meninggal juga bisa menjadi sebab datangnya ampunan untuk orang yang
sudah meninggal tersebut. Contohnya adalah sedekah, memerdekakan budak, serta
naik haji untuk orang yang sudah meninggal.
Dalam hadis shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim,
Nabi Muhammad shallallahi ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mati
dalam keadaan masih memiliki utang puasa, maka ahli warisnya yang nanti
mempuasakan dirinya”.
Memohon Syafaat Nabi Muhammad shallallahu ‘ alaihi wa
sallam
Dalam hadis mutawatir (yaitu hadis dengan jalur riwayat
yang banyak), terdapat sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
tentang syafa’at, “Syafa’atku untuk pelaku dosa besar dari umatku”. Selain itu,
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Separuh dari umatku
akan dipilih untuk masuk surga atau akan diberi syafa’at. Maka aku pun memilih
agar umatku diberi syafa’at kareana itu tentu lebih umum dan lebih banyak.
Apakah syafa’at itu hanya untuk orang bertakwa? Tidak. Syafa’at itu untuk
mereka yang terjerumus dalam dosa (besar)”.
Sabar dalam menghadapi musibah dunia
Musibah yang kita alami di dunia bisa menjadi sebab dari
terhapusnya dosa-dosa kita, termasuk dosa besar. Musibah itu bisa berupa sakit,
kehilangan seseorang, hingga cobaan lain yang mungkin terasa berat untuk kita
tanggung. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam yang diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim, “Tidaklah menimpa seorang mukmin
berupa rasa sakit (yang terus menerus), rasa capek, kekhawatiran (pada
pikiran), sedih (karena sesuatu yang hilang), kesusahan hati atau sesuatu yang
menyakiti sampai pun duri yang menusuknya melainkan akan dihapuskan
dosa-dosanya”. Oleh karena itu, hendaklah kita bersabar saat ditimpa musibah di
dunia, karena hal itu bisa menjadi penghapus dosa-dosa yang pernah kita
lakukan. (Baca juga: Keutamaan Sabar Dalam Islam)
Perbanyak Sedekah
Sedekah adalah menyisihkan sebagian dari rezeki yang kita
terima untuk diberikan kepada orang lain yang membutuhkan dengan tujuan
meringankan kesusahannya. Tidak hanya itu, sedekah juga bisa berupa
pembelanjaan harta kita untuk kepentingan dakwah dan syiar agama Islam. Hal ini
tidak wajib, namun sangat besar pahalanya di sisi Allah.
Dalam hadis riwayat Tirmidzi, disebutkan “Sedekah dapat
menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api”. Tidak hanya di dalam hadis, di
al Quran juga terdapat ayat yang berisi tentang keutamaan bersedekah, yaitu
dalam surat al Hadid ayat 18 yang berbunyi, “Sesungguhnya orang-orang yang
bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah
pinjaman yang baik, niscaya akan dlipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka;
dan bagi mereka pahala yang banyak”.
Menjaga wudhu
Wudhu dan menjaga wudhu merupakan salah satu amalan
penghapus dosa, termasuk dosa besar. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Barang siapa yang berwudhu seperti wudhuku ini, maka
dosa-dosanya yang terdahulu akan diampuni. Sedangkan sholatnya, jalannya menuju
masjid adalah amalan tambahan” (HR. Muslim dan Nasa’i). (Baca juga: Keutamaan
Menjaga Wudhu)
Sholat
Sholat merupakan ibadah yang menjadi tiang agama kita.
Sebagai seorang muslim kita memiliki kewajiban untuk menunaikan sholat 5 waktu
setiap harinya. Ternyata, sholat juga merupakan penebus dosa seorang manusia.
Bisa diumpamakan bagi seorang muslim yang melakukan sholat 5 waktu sehari
semalam adalah seperti seseorang yang di depannya mengalir sungai dan ia mandi
sebanyak lima kali sehari. Artinya, tidak ada kotoran yang tersisa padanya.
“Begitulah perumpamaan sholat 5 waktu. Dengan sholat itu Allah akan melebur
kesalahan-kesalahan (hamba-Nya),” sabda Nabi Muhammad shallallahi ‘alaihi wa
sallam dalam riwayat Bukhari dan Muslim. (Baca juga: Keutamaan Sholat
Berjama’ah)
Puasa
Puasa, selain bisa mecegah kita dari melakukan
perbuatan-perbuatan dosa, juga bisa menjadi amalan yang membuat dosa-dosa kita
diampuni. Dalam hadis riwayat Bukhari Muslim, Nabi Muhammad shallallahi ‘alaihi
wa sallam bersabda, “Sesiapa berpuasa Ramadhan dengan iman dan ikhlas (mencari
pahala karena Allah) maka diampunilah
Tentu, alangkah lebih baiknya jika kita juga mengamalkan
puasa-puasa sunah yang dianjurkan, seperti puasa ayyamul bidh, yaitu puasa
sebanyak 3 hari setiap pertengahan bulan hijriah. Dalam Mu’jam al-Kabir-nya
Thabrani meriwayatkan, dari Maimunah binti Sa’ad bahwa Rasulullah saw bersabda,
“Dari setiap bulan tiga hari, siapa saja yang mampu melaksanakannya, maka
(pahala) setiap harinya bisa melebur sepuluh kali kesalahan dan dia bersih dari
dosa seperti air membersihkan pakaian”.
Ikhlas dalam beramal
Terdapat sebuah kisah dalam hadis yang diriwayatkan oleh
Bukhari, tentang seorang wanita pezina yang diampuni dosanya karena dia
membantu seekor anjing yang kehausan untuk minum dari sepatunya. Dalam riwayat
itu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tatkala ada seekor
anjing yang hampir mati karena kehausan berputar-putar mengelilingi sebuah
sumur yang berisi air, tiba-tiba anjing tersebut dilihat oleh seorang wanita
pezina dari kaum bani Israil, maka wanita tersebut melepaskan khufnya
(sepatunya untuk turun ke sumur dan mengisi air ke sepatu tersebut-pen) lalu
memberi minum kepada si anjing tersebut. Maka Allah pun mengampuni wanita
tersebut karena amalannya itu”. (Baca juga: Cara Membuat Hati Ikhlas)
Dalam kisah itu tercermin bahwa wanita pezina tersebut
berbuat baik dengan ikhlas tanpa mengharap balasan ataupun ucapan terima kasih
dari anjing yang ditolongnya. Maka keikhlasan ini pun bisa menjadi penghapus
dosa besar yang telah dia lakukan.
Selalu menjaga tauhid
Artinya, kita selalu meniatkan diri untuk beribadah dan
melakukan semua amal baik hanya karena Allah semata. Sama halnya dengan
menjauhi perbuatan buruk hanya karena takut akan murka Allah. Dengan menjadikan
Allah sebagai satu-satunya tujuan kita, akan terhapus juga dosa-dosa yang
pernah kita lakukan, termasuk dosa besar. (Baca juga: Ilmu Tauhid Islam)
Sebagai contohnya ada pada kisah Umar bin Khatab
radhiallahu anhu. Belia adalah tokoh yang sebelum masuk Islam merupakan
penentang ajaran Islam yang paling keras dan terkenal. Bahkan, beliau pernah
mengubur putrinya hidup-hidup. Namun, setelah beliau masuk Islam, bertaubat dan
menjunjung tauhid, terhapuslah segala dosanya. Bahkan, beliau termasuk orang
yang mulia di sisi Allah, sesudah Abu Bakar radhiallahu anhu.
Membaca lafadz ringan namun berat di timbangan amal
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barang siapa membaca: Subhanallahi Wabihamdihi (Maha Suci Allah dan segala
puji bagi-Nya) seratus kali dalam sehari, maka dosanya akan dihapus, meskipun
sebanyak buih lautan”. Maka, banyak-banyaklah membaca lafadz dzikir satu ini,
di saat apapun dan dimana pun, kecuali di tempat seperti kamar mandi, toilet
atau tempat najis lainnya.
Wallahu a’lam bishawab.
0 komentar:
Posting Komentar