Hadits Tentang
Menuntut Ilmu dan Keutamannya
√ Kumpulan hadits tentang menuntut ilmu Lengkap √ beserta latin dan artinya √ Keutamaan
menuntut ilmu √ Ayat Al Quran tentang
ilmu √ dan Keterangan ulama tentang menuntut ilmu.
Artikel ini panjang, dan untuk memudahkan anda, kami buat
link daftar isi, silahkan buka daftar isi dan pilih tema bahasan yang hendak
anda baca, atau bisa anda baca dari awal sampai akhir.
Pengertian Ilmu
Ilmu adalah Segala sesuatu yang datangnya dari Allah dan
Rasullullah Sallalahu Alaihi Wassalam, dalam bentuk Ayat Al Quran maupun
Hadist.
Ilmu merupakan kunci semua kebaikan, dengan ilmu kita
bisa mengetahui hukum-hukum Allah, dengan ilmu kita bisa mengamalkan Agama
secara sempurna, dengan ilmu kita mengetahui batasan-batasan halal dan haram
dan dengan ilmu kita berpeluang besar untuk masuk surga.
Pentingnya Menuntut Ilmu
Imam Ahmad bin Hambal berkata, “Manusia sebenarnya lebih
membutuhkan ilmu daripada makanan dan minuman. Karena makanan dan minuman hanya
dibutuhkan dua atau tiga kali sehari, sedangkan ilmu diperlukan di setiap
waktu.”
Imam Ibnu Hajar rahimahullah dalam kitab FathulBahri,
1/92 menerangkan bahwa maksud ilmu disini adalah ilmu syar’i atau ilmu agama
bukan ilmu dunia.
Bukan berarti ilmu dunia tidak baik, manfaat ilmu dunia
juga baik dan kita perlu juga akan ilmu dunia, tapi tidak masuk ketaraf wajib,
hanya mubah saja, dan itu juga tergantung dari tujuan kita mempelajari ilmu
dunia tersebut, kalau tujuan kita baik dan bermanfaat maka akan baik juga ilmu
tersebut, tapi kalau niatnya rusak maka akan mendapatkan dosa.
Hadits Tentang Menuntut Ilmu
Haditt tentang menuntut ilmu ini ada yang berkaitan
dengan wajibnya, dan ada yang berkenaan dengan keutamaannya, dan yang lebih
banyak adalah haditt tentang keutamaan menuntut ilmu.
Kami sertakan gambar, tuliskan arab, tulisan latin dan
artinya, untuk penjelasan ulama tentang hadis akan kami tuliskan di akhir
artikel ini dalam sub judul penjelasan ulama.
Untuk hadits ini sebagiannya kami tampilkan lengkap
dengan sanad, matan dan rawinya, tapi ada juga yang tidak kami tuliskan secara
lengkap, karena keterbatasan ilmu kami.
Hadits Tentang Wajibnya Menuntut Ilmu
Hadist pertama ini adalah hadits menuntut ilmu yang
pendek yang menerangkan tentang wajibnya menuntut ilmu Agama.
hadist menuntut ilmu
Bacaan Arab Hadist Wajibnya Menuntut Ilmu:
طَلَبُ
الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Latinnya:
“Tholibul ilmi faridhotan a’la kulli muslimin”
Artinya:
“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim” [HR. Ibnu Majah no. 224], dari
sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dishahihkan Al Albani dalam [Shahiih
al-Jaami’ish Shaghiir no. 3913]
Hadist
Tentang Keutamaan Menuntut Ilmu ke 1
Hadist
kedua ini menerangkan tentang penuntut Ilmu akan di mudahkan jalannya menuju
surga.
Hadist
tentang Menuntut ilmu
Bacaan
Arabnya:
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا
يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ
Bacaan
Latinnya: “Man salaka thoriqon yaltamisu fihi i’lman sahhallahu bihi thoriqon
ilal jannah”
Artinya:
Barang siapa yang berjalan untuk mencari ilmu, Allah akan memudahkan dirinya
jalan menuju surga. hadist dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu [HR.
Muslim].
Hadist
Tentang keutamaan Menuntut Ilmu ke 2
Hadist
ketiga ini menjelaskan tentang tanda kebaikan pada seseorang yang di berikan
oleh ALLAH berupa kepahaman akan ilmu agama.
hadist
keutamaan penuntut ilmu
Bacaan
Arab:
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ
خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ
Bacaan
Latin:
“Man
yuridillahi khaoyron yufaqihhu fiddiin”
Artinya:
“Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan, maka Allah akan memahamkan dia
tentang ilmu agama.” Hadist ini datang dari sahabat Muawiyyah Radhiallahu Anhu.
[HR. Bukhari no. 71 dan Muslim No. 1037].
Hadist
keutamaan Penuntut Ilmu ke 3
Hadist
tentang menuntut ilmu ke empat ini menerangkan tentang keutamaan penuntut ilmu,
yaitu di samakan kedudukannya dengan mujahid fii sabillillah.
hadist
keutamaan mendatangi majelis ilmu
Bacaan
Arabnya:
مَنْ جَاءَ مَسْجِدِى هَذَا
لَمْ يَأْتِهِ إِلاَّ لِخَيْرٍ يَتَعَلَّمُهُ أَوْ يُعَلِّمُهُ فَهُوَ
بِمَنْزِلَةِ الْمُجَاهِدِ فِى سَبِيلِ اللَّهِ
Bacaan
Latinnya: “manjaa amasjidii hadzaa lam yatihi illa likhoyrin yata a’llamuhu aw
yua’llamuhu fahuwa bimanzilatil mujaahidi fii sabiilillah”.
Artinya:
“Barangsiapa yang mendatangi masjidku ini, tidaklah ia mendatanginya kecuali
untuk kebaikan yang akan dipelajarinya atau diajarkaannya, maka dia sama dengan
kedudukan mujahid fii sabiilillah.” [HR. Ibnu Majah. Dinilai shahih oleh Syaikh
Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Ibnu Majah no. 227].
Hadist
Menuntut Ilmu ke 4
Hadist
tentang menuntut ilmu keempat menjelaskan tentang fadhilah ilmu yang
bermanfaat, bahwa pahalanya akan kekal dan mengalir kepada kita walaupun kita
sudah meninggal.
hadist
keutamaan ilmu yang bermanfaat
Bacaan
Arab:
ذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ
انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ
يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Bacaan
Latin: “Idzaa maatalinsaan anqothoa’ a’maluhu illa min tsalatsin; shodaqotin
jaariyah, auw i’lmin yuntfu’bihi, auw waladin sholihin yadu’u lahu”
Artinya:
“Jika seorang manusia meninggal, terputuslah amalnya, kecuali tiga hal: sedekah
jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang berdoa untuknya” [HR.
Muslim].
Hadist
Tentang Menuntut Ilmu Ke 5
Hadist ini
menerangkan tentang warisan Nabi yang berupa ilmu yang di berikan kepada para
Ulama.
hadist
tentang menuntut ilmu ulama pewaris para nabi
Bacaan
Arab:
اَلْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ
الْأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْنَارًا وَلَا
دِرْهَامًا، وَلَكِنْ وَرَّثُوْا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ
وَافِرٍ
Bacaan
Latin: “A’l Ulamaa u warotsatul anbiyyaa, wainnal anbiyyaa lam yuwarrotsuu
diinaaron walla dirhamun, walakin warrotsuul i’lma, faman akhoduhu akhodu bi
hadzhon wa firin”.
Artinya:
“Para ulama adalah pewaris para nabi, Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan
dinar ataupun dirham, tetapi para nbi mewariskan ilmu. Maka , barang siapa
mengambilnya, ia telah mengambil bagian yang cukup.” [HR. Abu Dawud,
at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah; Di sahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam kitab
Shahihul Jami’ no. 6297].
Hadist
Keutamaan Ilmu Ke 6
Hadist ini
menerangkan tentang keutamaan ilmu atas ibadah.
hadist
keutamaan ilmu atas ibadah
فَـضْلُ الْعِـلْمِ خَيْرٌ
مِنْ فَـضْلِ الْعِـبَادَةِ، وَخَيْرُ دِيْنَكُمُ الْوَرَعُ
Bacaan
Latin: “Fadlu al i’lmi khoiron min fadhlin al i’baadah, wakhoiru diinakumul
warou’n”
Artinya:
“Keutamaan ilmu adalah lebih baik dari pada keutamaan ibadah. Dan sebaik-baik
agama kalian adalah ketakwaan.”
Perawi dan
riwayat hadist: [Hadits ini hasan, datang dari sahabat Hudzaifah bin Al-Yaman
radhiyallahu’anhu, dan diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dalam Al-Ausath (no.
3972), Ibnu ‘Abdil Barr dalam Jami’ Bayanil ‘Ilmi (ta’liq hadits no. 96 sebagai
syahid)]
Hadist
Tentang Penuntut Ilmu Ke 7
Hadist ini
menerangkan tentang keutamaan penuntut ilmu yang akan mendapatkan doa kebaikan
dari semua mahluk baik di langit dan di bumi.
إِنَّ اللَّهَ
وَمَلَائِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرَضِينَ حَتَّى النَّمْلَةَ فِي
جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ
Bacaan
Latin: “Innallahu wamalaikatahu wa ahlassamawati wal arodhina hatta anamllata
fii juhrihaa wa hatta alhuuta layusholluuna a’laa mua’llminnasi al khoiyro”.
Artinya:
“Sesungguhnya Allah,para malaikat Nya,penduduk langit dan bumi sampai pun semut
di sarangnya dan ikan di lautan turut mendoakan kebaikan untuk orang yang
mengajarkan kebaikan kepada manusia” [Hadits Abu Umamah Al Bahili di Riwayat
oleh Tirmidzi dan di shahihkan oleh Syehk Al Albani].
Hadist
Tentang Menuntut Ilmu Ke 8
Hadist ini
menerangkan tentang ketenangan atau sakinah, dikelilingi oleh malaikat dan di
naungi oleh rahmat ALLAH Subhana Hu Wataala bagi para penuntut ilmu.
وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى
بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ
بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ
وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ
Artinya:
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah membaca Kitabullah dan
saling mengajarkan satu dan lainnya melainkan akan turun kepada mereka sakinah
atau ketenangan, dinaungi rahmat, dikeliling para malaikat dan Allah akan
menyebut-nyebut mereka di sisi makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya.” [HR.
Muslim, no. 2699]
Hadits Tentang
Ilmu Yang Bermanfaat
Hadits ini
dirwayatkan oleh Ibnu majah, dari sahabat Jabir bin ‘Abdillah Radhiallahu’anhu
bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
سَلوا اللهَ علمًا نافعًا ، و
تعوَّذوا باللهِ من علمٍ لا ينفَعُ
Yang
artinya: “Mohonlah kepada Allah ilmu yang bermanfaat dan berlindunglah
kepada-Nya dari ilmu yang tidak bermanfaat”.
Hadits
tentang ilmu yang ber manfaat ini dinyatakan hasan sanadnya oleh Syaikh
al-Albani dalam kitabnya Silsilatul ahaadiitsish shahiihah no. 1511.
Makna hadits
ini yang di jelaskan oleh para ulama salaf adalah ilmu yang bersumber dari Al
Quran dan Hadits yang bisa di amalkan dan menjadi amal shalih.
Makna ilmu
yang bermanfaat juga di jelaskan oleh Imam Ibnu Rajab al-Hambali adalah kita
belajar dengan sungguh sungguh tentang dalil dalil dalam Al Quran dan sunnah,
lalu berusaha memahami kandungannya sesuai dengan pemahaman para salafus
shalih.
Setelah
memahami kandungannya, maka kita bisa dengan mudah mengamalkan ilmu tersebut,
inilah yang di sebut dengan ilmu yang bermanfaat dalam hadist tersebut.
Ayat Al
Quran Tentang Ilmu
Disini kami
tuliskan juga ayat AL Quran tentang ilmu, diantarannya adalah:
Al Quran
Surat Al-Mujadilah Ayat Ke 11
َرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ
آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ..
“…Niscaya
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…” [QS. Al-Mujadilah : 11]
Al Quran
Surats Az Zumar ayat 9
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي
الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ
“Katakanlah,
apakah sama antara orang yang mengetahui dengan orang yang tidak tahu.” [Qs Az
Zumar : 9]
Penjelasan
Ulama
Penjelasan
ulama atau tafsir ulama tentang maksud dari hadist menuntut ilmu di atas.
Penjelasan
Tentang Kewajiban Menuntut Ilmu
Ini adalah
perintah yang jelas tentang kewajiban untuk menuntut ilmu agama, dan sikap
sebagai seorang muslim yang baik adalah “samina Wa Athona” Kami mendengar dan
kami taat.
Sesuai
dengan apa yang di firmankan oleh ALLAH Subhana Hu Wataala, dalam Al Quran
Surat An-Nuur Ayat 51, yang berbunyi:
إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ
الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ
أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Sesungguhnya
ucapan orang yang beriman adalah apabila diajak untuk kembali kepada Allah dan
Rasul-Nya agar Rasul itu memberikan keputusan hukum di antara mereka hanyalah
dengan mengatakan, “Kami dengar dan kami taat”. Dan merekalah orang-orang yang
berbahagia.” [QS. An-Nuur (24): 51].
Hukum Wajib
Terbagi Dua
Imam
al-Qurthubi rahimahullaah menjelaskan bahwa hukum menuntut ilmu terbagi dua:
Pertama,
hukumnya fardhu ai’n atau wajib untuk setiap individu: Menuntut ilmu aqidah,
ilmu fiqih wajib seperti shalat, zakat,
dan puasa. Inilah yang dimaksudkan dalam riwayat yang menyatakan bahwa menuntut
ilmu itu hukumnya wajib.
Kedua,
hukumnya fardhu kifayah; seperti menuntut ilmu tentang pembagian berbagai hak
waris, tentang pelaksanaan hukum islam atau hadd seperti qishas, potong tangan
cambuk dan lainnya, menjadi penghafal Al Quran.
Penjelasan
Tentang Hadist Penuntut Ilmu Dimudahkan Jalannya Menuju Surga
Di dalam
hadits diatas terdapat janji Allah Subhanna Hu Wataala, bahwa orang yang
berjalan dalam rangka menuntut ilmu agama atau ilmu syar’i, maka Allah akan
memudahkan jalan untuknya menuju Surga.
“Berjalan
menuntut ilmu” dalam hadist ini mempunyai dua makna, yaitu:
Pertama :
Melakukan perjalanan dalam arti yang sebenarnya, yaitu berjalan kaki menuju
majelis-majelis ilmu atau duduk di mejelis para ulama.
Kedua :
Menempuh jalan diartikan dengan “cara” yang mengantarkan seseorang untuk
mendapatkan ilmu syar’i seperti
menghafal ilmu dan Al Quran, belajar dengan membaca dari buku, menela’ah
kitab-kitab ulama, menulis ilmu dan cara apa saja yang bisa mengantarkan
seseorang untuk mendapatkan ilmu syar’i.
“Allah akan
memudahkan jalannya menuju Surga” juga mempunyai dua makna, yaitu:
Pertama:
Allah akan memberikan kemudahan jalan menuju surga bagi penuntut ilmu agama,
dengan syarat: ikhlas karena ALLAH dan mengamalkan ilmu yang di milikinya.
Kedua:
Allah akan memudahkan baginya jalan menuju Surga pada hari Kiamat kelak, saat
kita melewati shirath dan dimudahkan atau di hilangkan dari berbagai kengerian
dan ketakuan pada saat itu baik sebelum dan sesudahnya.
Dengan
hadist keutamaan ini saja sebenarnya dan seharusnya sudah cukup bagi seorang
muslim untuk giat dan semangat dalam menuntut ilmu, karena keutamaan atau
fadhilah yang di janjikan adalah Surga, yang semua orang berharap untuk masuk
ke dalamnya.
Penjelasan
Tentang Hadist Tanda yang Allah Berikan Kepada Ahli Ilmu
Dalam
kitabnya yang berjudul Bahjatu Quluubil Abraar, hal. 38-39, Syaikh Abdurrahman
As-Sa’di rahimahullah menerangkan bahwa hadits ini adalah sebagai petunjuk
tentang keutamaan ilmu yang paling besar. Yaitu karena ilmu yang bermanfaat
adalah tanda akan bahagiannya seorang hamba dan juga sebagai tanda bahwa Allah
Ta’ala menghendaki kebaikan untuknya.
Dan
begitupun sebaliknya, hadits ini juga menunjukan bahwa barangsiapa yang
berpaling dari menuntut ilmu agama, berarti Allah Ta’ala tidak menghendaki
kebaikan untuknya. Karena dia tidak bisa melakukan amalan yang akan
mendatangkan kebaikan dan kebahagiaan.
Syaikh
Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah dalam kitabnya Kitaabul ‘Ilmi,
hal. 21 menerangkan bahwa ”Yang dimaksud dengan ‘faqihu fid-din’ (paham akan
agama) bukan hanya memahami hukum-hukum amaliyyah tertentu saja atau ilmu
fiqih.
Tetapi yang
dimaksud dengan ‘faqihu fid-din’ tersebut adalah paham akan secara keseluruhan
ilmu syar’i , seperti ilmu tauhid, ilmu ushuluddin atau pokok-pokok agama, dan
juga ilmu yang terkait dengan syari’at Allah.
Ulama
tabiin yaitu Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah berkata dalam kitab Jami’ Bayanil
‘Ilmi wa Fadhlihi (I/230), “Kebaikan di dunia adalah rizki yang baik (halal)
dan ilmu, sedangkan kebaikan di akhirat adalah Surga”.
Penjelasan
tambahan Tentang Ilmu Yang Bermanfaat
Ilmu yang
bermanfaat dalam hadist di atas adalah ilmu yang (hak) benar datanganya dari
Kitab Al Quran dan Sunnah atau ilmu syar’i, yang diamalkannya dan atau
mengajarkannya.
Dengan
mengamalkan dan mengajarkan atau menyebarkan ilmu syar’i ini, maka selama orang
yang kita ajari atau orang yang mencontoh amalan kita masih mengamalkan ilmu
tersebut, maka pahala akan terus kita dapatkan, walaupun kita sudah meninggal.
Pentingnya
Mendidik Anak Tentang Agama
Inilah
pentingnya kita mendidik anak untuk menjadi anak yang shalih dan shalihah,
karena jika kita memberikan ilmu akhirat dan ilmu agama secara umum yang
dengannya anak kita mengamalkan apa yang kita ajarkan, maka pahala akan terus
mengalir kepada kita selama anak kita mengamalkannya.
Dan yang
lebih penting lagi, setelah kita meningal dunia, maka anak kita akan senantiasa
mendoakan kita, dan ini adalah doa yang akan kita terima walaupun kita sudah meninggal.
Jangan
hanya memberikan pendidikan dunia tanpa memikirkan ilmu akhirat kepada anak
kita, karena ini adalah kerugian yang nyata, seimbangkanlah antara kehidupan
dunia dan akhirat, dan lebih tegas lagi berikan bekal agama sebelum bekal
dunia.
Jihad Yang
Utama
Imam Ibnu
Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah dalam kitab Al-Kafiyah Asy-Syafiyah fil
Intishari lil Firqatin Najiyyah hal. 35, berkata, “Jihad dengan hujjah dan
lisan (ilmu) lebih didahulukan dari pada jihad dengan pedang dan tombak.”
Maksudnya
sebelum tegaknya jihad dengan senjata, maka langkah pertama adalah dengan
menerangkan dengan ilmu kepada kaum yang akan kita dakwahi, jika hujah yang
kita sampaikan tidak di terima, maka langkah selanjutnya adalah dengan
mengangkat senjata.
Kesimpulan
Tentang Hadist Menuntut Ilmu
Beberapa
kesimpulan penting tentang hadits menuntut ilmu agama dalam ulasan di atas
adalah:
·
Menuntut
Ilmu itu hukumnya wajib untuk setiap individu, dan wajib disini adalah fardhu
a’in seperti mempelajari ilmu fiqih wajib dan aqidah yang benar.
·
Kedudukan
ilmu dalam agama islam adalah sangat penting, karena dengan ilmu kita bisa
mengetahui mana syariat yang benar menurut Al Quran dan As Sunnah, dan ini
menjadi landasan untuk kita dalam beramal.
·
Tanpa
ilmu niscaya kita bisa beramal dengan benar sesuai dengan yang di contohkan
oleh para ulama kita, sehingga muncul amalan amalan baru yang tidak sesuai
dengan syariat atau bid’ah.
·
Jangan
beramal tanpa ilmu, kaidahnya adalah amal agama haram di lakukan sampai ada
dalil yang memerintahkannya, dan untuk urusn dunia kaidahnya adalah semuanya
halal sampai ada dalil yang mengharamkannya.
·
Keutamaan
ahli ilmu sangat banyak sebagaimana yang di terangkan dalam hadist tentang
menuntut ilmu di atas dan sudah sepatutnya kita sebagai seorang muslim menjadikan
keutamaan ini cambuk dan semangat untuk belajar ilmu agama.
·
Paksakan
diri dan luangkan waktu untuk menghadiri majelis ilmu, karena ini adalah cara
mendapat ilmu yang bermanfaat dan juga jalan pintas menuju surga, Ingat selalu,
musuh yang nyata bagi kita adalah syetan, yang akan membisiki kita untuk lalai
dari ilmu agama.
·
Semoga
kita semua dimudahkan oleh ALLAH Azza Wa Jalla untuk mengamalkan hadits tentang
menuntut ilmu ini dan semoga kita bisa selalu hadir di majelis ilmu, dimudahkan
oleh ALLAH untuk beramal dengan ilmu yang benar dan pada akhirnya semoga ALLAH
Azza Wajalla memudahkan langkah kita menuju surga.
0 komentar:
Posting Komentar