Keutamaan Bulan Muharram dan Amalan yang Dianjurkan
Muharram adalah bulan pertama kalender Islam (Hijriyah)
yang memiliki banyak keutamaan dan keistimewaan. Besok, Minggu (1 September
2019) atau nanti malam (hitungan Hijriyah) umat muslim akan memasuki tahun baru
1 Muharram 1441 Hijriyah.
Kenapa Muharram begitu istimewa? Dalam Alqur'an Surah
At-Taubah ayat 36, Allah mengabarkan 4 bulan agung (bulan-bulan haram) yang
wajib dimuliakan yaitu Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Pada
bulan-bulan ini umat Islam dilarang menganiaya diri sendiri dan sebaliknya
dianjurkan memperbanyak amal saleh.
Dalam surah lain (Surah Al Fajar ayat 1-3), Allah SWT
berfirman dengan kalimat seakan-akan bersumpah: 'wal-Fajri (demi waktu Fajar),
wa laya lin 'Asyrin (demi malam yang sepuluh), wassyaf'i wal-watri (demi yang
genap dan yang ganjil).
Para mufassir menjelaskan ayat "demi malam yang
sepuluh" itu adalah 10 hari terakhir bulan Ramadhan, 10 hari pertama bulan
Dzulhijjah dan 10 hari pertama bulan Muharram.
Allah menjadikan empat bulan ini (Dzulqa'dah, Dzulhijjah,
Muharram dan Rajab) sebagai bulan haram (asyhurul-hurum). Siapa yang beramal
saleh pada bulan tersebut maka Allah akan melipatgandakan pahalanya. Sebaliknya
siapa yang berbuat maksiat pada bulan-bulan itu maka dosanya berlipat pula.
Amalan yang Dianjurkan di Bulan Muharram
Muharram adalah bulan haram yang penuh berkah terutama
pada 10 hari pertama bulan tersebut. Beberapa amalan yang dianjurkan sebagai
berikut:
1. Memperbanyak Puasa Sunnah
Dari Abu Hurairah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda:
"Sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadhan adalah pada bulan Allah yang
bernama Muharram". (HR. Muslim)
2. Menghidupkan Puasa 'Asyura dan Tasu'a (9-10 Muharram)
Rasulullah SAW bersabda: "Dan puasa di hari 'Asyura
saya berharap kepada Allah agar dapat menghapuskan (dosa) setahun yang
lalu." (HR Muslim)
Nabi juga berpesan dengan hadits yang diriwayatkan Ibnu
'Abbas: "Berpuasalah kalian pada hari 'Asyura dan selisihilah orang-orang
Yahudi. Berpuasalah sebelumnya atau berpuasalah setelahnya satu hari." (HR
Ahmad, HR Al-Baihaqi)
Fadhillah melaksanakan puasa 'Asyura adalah menggugurkan
dosa selama setahun lalu. Mengenai puasa Tasu'a (9 Muharram) dilakukan sehari
sebelum puasa 'Asyura hukumnya pun sunnah. Dari Ibnu Abbas RA dia berkata,
Rasulullah SAW bersabda, "Apabila (usia)-ku sampai tahun depan, maka aku
akan berpuasa pada hari kesembilan". (HR. Muslim)
2. Memperbanyak Sedekah
Selain menghidupkan puasa sunnah, umat Islam juga
dianjurkan memperbanyak sedekah. Sedekah pada bulan Muharram menurut Mazhab
Maliki sangat dianjurkan. Sementara mahzab lainnya tidak memberikan penekanan
khusus, namun tidak memberi larangan untuk mengamalkannya.
Sebagaimana keutamaan Muharram di mana Allah
melipatgandakan pahala setiap amal saleh, maka memperbanyak sedekah termasuk
menyantuni anak yatim merupakan amalan yang disukai Allah. Allah berfirman yang
artinya: "Perumpamaan orang-orang yang mendermakan (sodaqoh) harta
bendanya di jalan Allah, seperti (orang yang menanam) sebutir biji yang menumbuhkan
tujuh untai dan tiap-tiap untai terdapat seratus biji dan Allah melipat
gandakan (balasan) kepada orang yang dikehendaki, dan Allah Maha Luas
(anugrah-Nya) lagi Maha Mengetahui". (QS. Al-Baqarah: 261)
Nabi Muhammad SAW juga bersabda, "Sedekah itu dapat
menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api". (HR. At-Tirmidzi)
Rusman Siregar
0 komentar:
Posting Komentar